Kabar gembira datang dari dunia riset Indonesia! Sebuah karya ilmiah berjudul “Developing a National Strategy for Enabling, Shaping, and Seeding Meaningful Community-Centered Connectivity in Rural Indonesia” meraih penghargaan bergengsi FAO/IAMCR Rural Communication Services Awards 2025. Penghargaan ini merupakan apresiasi dari Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO) dan International Association for Media and Communication Research (IAMCR) bagi penelitian terbaik di bidang komunikasi pedesaan yang berfokus pada ketahanan pangan, pengelolaan sumber daya alam, dan adaptasi perubahan iklim.
Penelitian ini merupakan bagian dari proyek global "Meaningful Community-Centred Connectivity" (LocNet), sebuah inisiatif kolaboratif antara Association for Progressive Communications (APC) dan Rhizomatica, yang melibatkan berbagai organisasi dan komunitas dari Afrika, Asia, Amerika Latin, dan Karibia.
Di Indonesia, riset ini dipimpin oleh ICT Watch, sebuah organisasi masyarakat sipil yang dikenal atas komitmennya dalam membangun ekosistem literasi digital dan konektivitas inklusif. ICT Watch telah dua kali meraih penghargaan WSIS Champion dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations – International Telecommunication Union/ITU).
Riset yang dilakukan antara Agustus hingga Desember 2024 ini melibatkan tim ahli multidisiplin yang terdiri dari Subekti Priyadharma, Rudi Hartanto, Donny Utoyo, Devie Rahmawati, Dita Rachmawati, Indriyatno Banyumurti, Gustaff Iskandar, Tisha Anwar, Akhmat Safrudin, Elanto Wijoyono, dan Savero Dwipayana. Penelitian ini diketuai oleh Dr. Phil. Subekti W. Priyadharma, M.A., seorang dosen di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran (Unpad) dan Kepala Pusat Kajian Komunikasi, Media, Budaya, dan Sistem Informasi (CMCI).
Tujuan utama dari riset ini adalah merumuskan strategi nasional untuk mendorong Internet Komunitas Bermakna. Konsep ini menekankan konektivitas yang benar-benar memberdayakan komunitas di wilayah pedesaan, terpencil, dan marjinal, dengan pendekatan yang berakar pada kebutuhan sosial, ekonomi, dan budaya lokal.
Dengan menggunakan pendekatan Theory of Change dari LocNet, penelitian ini berfokus pada tiga aspek utama: memungkinkan (enabling), membentuk (shaping), dan menanamkan (seeding) konektivitas komunitas yang inklusif.
Hasil riset ini berupa peta jalan strategis yang mencakup lima pilar pengembangan, lima isu utama pemanfaatan jaringan, serta lima kelompok pemangku kepentingan kunci dalam membentuk ekosistem keberlanjutan konektivitas komunitas.
Keberhasilan ini menjadi bukti nyata bahwa kepemimpinan komunitas digital Indonesia, yang didasarkan pada data dan kepekaan sosial-budaya, mampu bersaing di kancah global dan menginspirasi kebijakan yang berpihak pada masyarakat.