Fatchurrozak Himawan (46), seorang pria asal Tegal, Jawa Tengah, berbagi pengalamannya berjuang melawan tiga penyakit kronis sekaligus: hipertensi, diabetes tipe dua, dan penyakit ginjal. Perjalanan kesehatannya dimulai sekitar 10 tahun lalu ketika ia didiagnosis dengan hipertensi.
Awalnya, ia hanya mengonsumsi obat tekanan darah saat merasa pusing. Titik balik terjadi pada tahun 2019 saat ia berpartisipasi dalam sebuah penelitian kesehatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ia mengalami prediabetes, kondisi di mana kadar gula darahnya sudah tinggi dan berpotensi besar berkembang menjadi diabetes tipe dua.
Meskipun peneliti menyarankan perubahan gaya hidup, Himawan mengabaikannya. Ia merasa tidak ada gejala signifikan dan memiliki keyakinan bahwa keluarganya tidak memiliki riwayat diabetes. "Saya merasa baik-baik saja, buang air kecil juga normal, jadi saya tidak terlalu khawatir," ujarnya. Akibatnya, ia tetap menjalani gaya hidup seperti biasa, jarang berolahraga dan makan dengan porsi besar.
Lima tahun kemudian, ia mulai mengalami gangguan penglihatan yang membuatnya khawatir. Pandangannya menjadi kabur dan seperti melihat ganda. Karena curiga ada yang tidak beres, ia memeriksakan diri ke rumah sakit. Hasilnya mengejutkan, ia didiagnosis dengan diabetes tipe dua.
Kondisinya semakin memburuk beberapa bulan kemudian. Pemeriksaan lanjutan menunjukkan bahwa hipertensi dan diabetes yang dideritanya telah memengaruhi fungsi ginjalnya, menyebabkan penurunan kinerja hingga 80 persen. "Saya tahu bahwa diabetes dan hipertensi adalah penyebab utama gagal ginjal, jadi saya berusaha keras untuk mengendalikan keduanya," jelasnya.
Merasakan dampak langsung pada penglihatannya, Himawan mulai mengubah gaya hidupnya secara drastis. Ia menjalani diet ketat dan berhasil menurunkan berat badan hingga 10 kg dalam dua bulan. Namun, setelah berkonsultasi dengan ahli dan membaca literatur kesehatan, ia menyadari bahwa penurunan berat badan yang terlalu cepat juga tidak baik untuk ginjalnya. Ia pun mulai melakukan penurunan berat badan secara bertahap.
Saat ini, kondisinya sudah jauh lebih stabil dengan bantuan obat-obatan untuk hipertensi dan diabetes. Ia berhasil menurunkan berat badannya sebanyak 12 kg, dari 80 kg menjadi 68 kg.
Meskipun perjuangannya tidak mudah, Himawan merasa bersyukur. Melalui sakit yang dialaminya, ia bisa mengetahui lebih dini bahwa ada masalah pada ginjalnya. "Saya takut gagal ginjal dan harus bergantung pada cuci darah," ungkapnya. Ia menambahkan bahwa jika fungsi ginjalnya masih di atas 80 persen seperti sekarang, masih ada kemungkinan untuk perbaikan. Namun, jika sudah di bawah 30 persen, kemungkinan besar harus bergantung pada alat cuci darah.