Harga Emas Berayun: Sentimen Gencatan Senjata dan Kebijakan The Fed Jadi Sorotan

Harga emas dunia mengalami fluktuasi signifikan, terpengaruh oleh sentimen gencatan senjata antara Israel dan Iran serta ekspektasi kebijakan suku bunga dari The Federal Reserve (The Fed). Setelah mengalami kenaikan selama tiga hari berturut-turut, harga emas sempat ambruk pada perdagangan sebelumnya, memicu aksi ambil untung oleh para investor.

Pada hari ini, Selasa (17/6/2025), harga emas di pasar spot menunjukkan tanda-tanda pemulihan, naik tipis sebesar 0,36% menjadi US$3.395,11 per troy ons pada pukul 06.02 WIB.

Pelemahan sebelumnya dipicu oleh aksi profit taking setelah harga emas mencapai level tertinggi dalam delapan minggu terakhir. Ketegangan geopolitik antara Israel dan Iran menjadi faktor utama yang memicu pergerakan harga emas.

Menurut analis, banyak investor memutuskan untuk mengamankan keuntungan setelah melihat peluang dari ketidakpastian pasar akibat konflik tersebut. Desas-desus tentang potensi gencatan senjata antara kedua negara juga memicu aksi jual.

Laporan menyebutkan bahwa Iran telah meminta bantuan dari Oman, Qatar, dan Arab Saudi untuk menekan Amerika Serikat agar mendorong Israel menuju gencatan senjata. Sebagai imbalannya, Iran bersedia menunjukkan fleksibilitas dalam negosiasi nuklir.

Selain sentimen geopolitik, pasar juga menantikan hasil pertemuan kebijakan The Fed selama dua hari, yang dijadwalkan berakhir pada hari Rabu (18/6/2025). Secara luas diperkirakan bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga tidak berubah, mengingat ketidakpastian ekonomi global, termasuk tarif dan ketegangan geopolitik.

Emas sering dianggap sebagai aset safe haven di tengah ketidakstabilan geopolitik dan inflasi. Lingkungan suku bunga rendah juga menguntungkan harga emas, karena emas tidak menawarkan pendapatan hasil. Investor terus memantau perkembangan situasi geopolitik dan kebijakan The Fed untuk mengantisipasi pergerakan harga emas selanjutnya.

Scroll to Top