Mengapa Iron Dome Israel Kewalahan Menghadapi Serangan Rudal Iran?

Sistem pertahanan rudal Iron Dome milik Israel, yang selama ini dikenal tangguh, dilaporkan mengalami kesulitan menghadapi gempuran masif dari Iran dalam beberapa hari terakhir. Serangan ini merupakan balasan atas aksi Israel yang menyerang fasilitas nuklir, persenjataan, dan wilayah pemukiman di Iran.

Iran meluncurkan ratusan rudal sejak 13 Juni, dengan dugaan penggunaan rudal balistik seperti Emad, Ghadr-1, dan bahkan rudal hipersonik Fattah-1. Serangan ini dilaporkan mencapai Tel Aviv, termasuk area markas Pasukan Pertahanan dan Kementerian Pertahanan Israel.

Lantas, mengapa rudal-rudal Iran dapat menembus pertahanan Iron Dome?

Iron Dome, yang diklaim memiliki tingkat keberhasilan pencegatan 90%, dirancang untuk menghalau roket dan artileri jarak pendek dengan jangkauan hingga 70 kilometer. Sistem ini bekerja dengan mendeteksi peluncuran roket musuh, menganalisis potensi dampaknya, dan meluncurkan rudal pencegat Tamir jika roket tersebut dianggap mengancam. Setiap baterai Iron Dome memiliki beberapa peluncur, yang masing-masing berisi 20 rudal pencegat.

Meskipun canggih, Iron Dome memiliki keterbatasan. Serangan dengan volume tinggi secara bersamaan dapat membuatnya kewalahan. Jumlah rudal pencegat yang terbatas menjadi salah satu kelemahan yang dapat dieksploitasi.

Perlu dicatat bahwa Iron Dome hanyalah lapisan terbawah dari sistem pertahanan rudal berlapis Israel. Sistem pertahanan jarak menengah, David’s Sling, berperan mencegat target hingga jarak 299 km dengan metode "hit to kill".

Lapisan pertahanan udara selanjutnya adalah Arrow 2 dan Arrow 3. Arrow 2 menggunakan hulu ledak fragmentasi untuk menghancurkan rudal balistik yang masuk di fase terminal. Sementara Arrow 3 menggunakan teknologi "hit to kill" untuk mencegat rudal balistik di luar angkasa, sebelum memasuki atmosfer.

Pemerintah Israel mengakui bahwa tidak ada sistem pertahanan yang sempurna. Arsitektur pertahanan udara mereka dirancang untuk memprioritaskan perlindungan pusat populasi dan infrastruktur vital. Dalam strategi ini, Iron Dome diprogram untuk hanya mencegat proyektil yang mengancam area sensitif atau berpenduduk, membiarkan proyektil lain jatuh di area yang tidak berpenghuni.

Scroll to Top