Petani Tembakau Temanggung Tercekik: Pabrikan Rokok Stop Pembelian!

Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, kini menjadi lahan kekecewaan bagi para petani tembakau. Pabrikan rokok besar dilaporkan menghentikan pembelian tembakau, meninggalkan para petani dalam kesulitan besar.

Menurut Kepala Desa Purbosari, Pujiyono, penghentian pembelian ini dikarenakan stok tembakau pabrikan, khususnya Gudang Garam dan Nojorono, masih mencukupi untuk beberapa tahun ke depan. Hal ini terungkap setelah pemerintah kabupaten berdialog langsung dengan pihak perusahaan.

Akibatnya, stok tembakau petani menumpuk sejak akhir tahun 2024. Padahal, biasanya panen tembakau dibeli pada bulan Agustus-September.

Kondisi ini semakin memperburuk posisi tawar petani. Ketika pabrikan besar tidak lagi membeli, pabrikan kecil memanfaatkan situasi ini dengan menawarkan harga yang jauh lebih rendah.

"Pabrikan kelas 2 dan 3 memanfaatkan situasi ini, dengan alasan stok petani masih banyak, mereka menawar dengan harga yang bisa dinego," ujar Pujiyono.

Selain itu, banyak pengepul yang juga menawarkan harga rendah, memaksa petani untuk menjual tembakau mereka dengan harga murah, demi menghindari kerugian yang lebih besar.

"Sekarang hasil panen menumpuk di rumah. Biasanya, setelah panen, tembakau langsung dikirim dan dibayar. Namun, dengan terhambatnya penjualan ini, stok masih banyak dan belum laku," keluh Pujiyono. Para petani tembakau kini berharap ada solusi yang bisa membantu mereka mengatasi krisis ini.

Scroll to Top