Lombok Utara Raih Status Bebas Malaria: Bukti Kerja Keras dan Komitmen Daerah

Kabupaten Lombok Utara (KLU) mencetak prestasi gemilang di bidang kesehatan setelah dinyatakan bebas malaria. Pengumuman ini menyusul evaluasi mendalam oleh tim ahli dari Kementerian Kesehatan RI, dengan dukungan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), melalui sidang Komisi Penilaian Eliminasi Malaria (Kompli).

Keberhasilan ini merupakan wujud nyata dedikasi dan kerja keras Pemerintah Daerah (Pemda) KLU, khususnya Dinas Kesehatan, dalam menekan angka malaria hingga titik terendah.

"Tim asesor Kementerian Kesehatan menilai Lombok Utara sangat layak menyandang status bebas malaria setelah melalui sidang kompli," ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan KLU, pada Selasa, 17 Juni 2025.

Yang membanggakan, KLU lolos tanpa catatan, membuktikan seluruh kriteria eliminasi terpenuhi dengan sempurna. Pemerintah Kabupaten Lombok Utara akan menerima Sertifikat Eliminasi Malaria pada seremoni di Bali, 16-17 Juni 2025, yang akan diterima langsung oleh Bupati Lombok Utara.

Untuk meraih status bebas malaria, sebuah wilayah harus memenuhi tiga syarat utama:

  • Angka Insidensi Parasit Tahunan (API) di bawah 1 per 1.000 penduduk. Sejak 2020, hanya ada tiga kasus malaria di KLU, semuanya kasus impor, bukan penularan lokal. Dengan populasi sekitar 260.000 jiwa, angka ini jauh di bawah standar nasional.
  • Tingkat Positivitas di bawah 5 persen. Dari ribuan pemeriksaan rutin, hanya ditemukan tiga kasus positif, semuanya kasus dari luar daerah, membuktikan tidak ada penularan lokal.
  • Tidak ada penularan lokal. Walaupun ada kasus impor, tidak ada penyebaran lanjutan di masyarakat. Artinya, nyamuk lokal di KLU tidak membawa parasit malaria berbahaya.

"Walaupun Lombok Utara merupakan daerah yang rentan terhadap nyamuk karena geografisnya yang beragam, hasil pemeriksaan menunjukkan nyamuk yang ada tidak membawa parasit malaria," jelasnya.

Selain itu, berbagai indikator administratif terpenuhi, seperti pemeriksaan darah tahunan (skrining) rutin untuk deteksi dini.

Meskipun telah meraih status bebas malaria, tantangan baru muncul, yaitu mempertahankan status tersebut.

"Tantangan berikutnya adalah menjaga agar status ini tidak hilang. Pemantauan, pengawasan, dan upaya pencegahan harus terus dilakukan," tegasnya.

Keberhasilan ini menjadi inspirasi bagi daerah lain di Indonesia dalam upaya eliminasi malaria.

Scroll to Top