Papua Jadi Fokus Utama Pemberantasan Malaria Nasional: Kolaborasi Lintas Sektor Digenjot

Indonesia tengah gencar berupaya memberantas malaria, dengan fokus utama tertuju pada Papua. Wilayah ini menyumbang hampir 90% kasus malaria di seluruh Indonesia, sehingga memerlukan pendekatan terpadu yang melibatkan berbagai pihak.

Plt Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI menegaskan bahwa meskipun sebagian besar wilayah Indonesia telah bebas malaria, Papua masih menjadi tantangan besar. Dari 514 kabupaten/kota, 407 di antaranya sudah mencapai status eliminasi malaria.

"Kita sudah mencapai kemajuan. Namun, tantangan di Tanah Papua masih sangat besar dan memerlukan perhatian khusus," ujarnya di sela-sela pertemuan Asia Pacific Leaders Malaria Alliance (APLMA) ke-9 di Bali.

Papua, sebagai episentrum malaria di Indonesia, menjadi alasan utama mengapa para gubernur dari wilayah tersebut, serta pemangku kepentingan lintas sektor dan mitra internasional diundang ke forum APLMA. Penyakit ini memerlukan penanganan yang melibatkan berbagai sektor, mengingat peran penting pemerintah daerah dalam pengembangan wilayah.

Dalam forum APLMA, Indonesia menegaskan komitmennya untuk mencapai eliminasi malaria secara nasional pada tahun 2030. Komitmen ini didukung oleh kehadiran Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, yang kini menjabat sebagai Penasihat Khusus untuk Isu Malaria di kawasan Asia Pasifik.

CEO Asia-Pacific Leaders Malaria Alliance menyoroti posisi strategis Indonesia, yang mencerminkan seluruh spektrum tantangan malaria, dari wilayah yang sudah bebas hingga episentrum penyakit.

"Indonesia adalah contoh nyata perjalanan eliminasi malaria, dengan wilayah yang telah bebas dan fokus pada pencegahan penularan ulang, serta 90% kasus nasional terkonsentrasi di 14 kabupaten di Papua," jelasnya.

Kerja sama internasional dan regional juga menjadi sorotan utama untuk mempercepat eliminasi malaria.

"Ini adalah tentang kemauan politik, dukungan pendanaan dan teknis yang memadai. Solusi ilmiah sudah ada, tinggal bagaimana kita menuntaskan pekerjaan ini," tegasnya.

Dengan tema ‘Unity in Action’, Indonesia mendorong kerja sama regional dalam memberantas penyakit menular lintas negara, serta solidaritas antarnegara dalam menghadapi ketidakpastian akibat perubahan iklim dan mobilitas manusia.

Para ahli menekankan bahwa eliminasi malaria bukan hanya tentang membasmi nyamuk, tetapi juga memutus siklus penularan dengan mengobati manusia yang terinfeksi.

"Langkah intervensi meliputi skrining massal, pengobatan, dan pengendalian vektor dengan melibatkan sektor lingkungan hidup. Kolaborasi dengan TNI-Polri juga diperkuat, mengingat medan geografis Papua yang menantang," paparnya.

Pertemuan ini memberikan penghargaan kepada kabupaten/kota yang berhasil mencapai status eliminasi malaria, serta membahas dukungan dari mitra internasional seperti Asian Development Bank (ADB) untuk percepatan program di wilayah dengan beban tinggi.

Eliminasi malaria berarti memutus rantai penularan secara berkelanjutan, bukan membasmi seluruh populasi nyamuk. Fokus utama adalah menghilangkan parasit dari tubuh manusia dan mengendalikan vektor penularnya.

Dengan sinergi multisektor dan kerja kolektif, Indonesia berharap Papua dapat menjadi contoh keberhasilan eliminasi penyakit menular di kawasan Asia Pasifik.

Scroll to Top