Teheran – Ketegangan antara Israel dan Iran semakin memanas setelah militer Israel melancarkan serangkaian serangan besar ke sejumlah target militer di wilayah barat Iran. Serangan ini merupakan kelanjutan dari aksi saling serang yang telah berlangsung selama lima hari.
Militer Israel mengklaim bahwa serangan terbarunya menargetkan tempat penyimpanan rudal dan infrastruktur peluncuran rudal Iran. "Puluhan infrastruktur penyimpanan dan peluncuran rudal darat-ke-darat telah diserang," demikian pernyataan resmi dari pihak militer Israel. Selain itu, serangan juga menyasar peluncur rudal permukaan-ke-udara serta lokasi penyimpanan drone di wilayah yang sama.
Pernyataan tersebut juga dilengkapi dengan rekaman video yang diklaim menunjukkan momen-momen serangan terhadap peluncur rudal. Salah satu video memperlihatkan serangan terhadap peluncur rudal permukaan-ke-udara milik Iran yang membawa tiga rudal.
Media lokal Iran melaporkan bahwa dua ledakan terdengar di area kota Tabriz, Iran bagian barat laut. "Dua ledakan terjadi di Tabriz dengan jeda lima menit," lapor surat kabar lokal, Ham Mihan. Kantor berita Mehr juga melaporkan adanya asap tebal yang terlihat di sekitar Tabriz setelah ledakan, serta mempublikasikan video dari kota tersebut.
Tabriz sendiri merupakan lokasi pangkalan Angkatan Udara utama Iran dan telah menjadi target serangan Israel dalam beberapa hari terakhir.
Meskipun desakan untuk mengakhiri konflik terus meningkat, baik Israel maupun Iran belum menunjukkan tanda-tanda akan meredakan serangan.
Konflik ini bermula pada Jumat (13/6) lalu, ketika Israel melancarkan serangan besar-besaran terhadap target-target militer dan nuklir di berbagai wilayah Iran. Teheran kemudian membalasnya dengan melancarkan serangan rudal ke wilayah Israel.
Menurut data dari otoritas Iran, sedikitnya 224 orang, termasuk komandan militer, ilmuwan nuklir, dan warga sipil, tewas akibat serangan Israel. Sementara itu, laporan dari kantor Perdana Menteri Israel menyebutkan bahwa sedikitnya 24 orang tewas di Israel akibat serangan balasan Iran.
Setelah gelombang baru serangan Israel terhadap ibu kota Iran, termasuk serangan terhadap gedung kantor televisi pemerintah, kedua negara mengaktifkan sistem pertahanan udara mereka.