Penyelenggaraan Piala Dunia Antarklub 2025 di Amerika Serikat menuai beragam kritik setelah beberapa pertandingan awal digelar. Berbagai kendala teknis menjadi sorotan utama para peserta.
Kualitas lapangan MetLife Stadium, yang dijadwalkan menjadi lokasi final, mendapat sorotan tajam. Pemain Palmeiras, Estevao, mengeluhkan kondisi rumput yang kering dan memperlambat laju bola. Hal ini dianggap mengganggu tempo permainan, meskipun hujan yang turun sempat sedikit membantu.
Kondisi cuaca juga menjadi keluhan utama. Paris Saint-Germain (PSG) merasakan dampak cuaca ekstrem saat menghadapi Atletico Madrid. Pertandingan yang digelar pada siang hari di California itu berlangsung di bawah terik matahari dengan suhu mencapai 40 derajat Celsius. Pelatih PSG, Luis Enrique, mengakui bahwa temperatur tinggi sangat mempengaruhi performa tim dan menghambat kemampuan pemain untuk tampil maksimal selama 90 menit.
Selain masalah teknis, penjualan tiket yang lesu juga menjadi perhatian. FIFA bahkan terpaksa menurunkan harga tiket sebelum turnamen dimulai untuk menarik minat penonton.
Performa tim juga menjadi sorotan. Beberapa pertandingan berjalan minim gol, sementara kemenangan telak Bayern Munich atas Auckland City dengan skor 10-0 menimbulkan pertanyaan mengenai disparitas kualitas antar tim peserta.
Piala Dunia Antarklub 2025 ini menjadi ajang uji coba bagi Amerika Serikat sebelum menjadi tuan rumah Piala Dunia 2026. Berbagai masalah yang muncul diharapkan dapat menjadi pelajaran berharga untuk perbaikan di masa depan.