Pemerintah Kabupaten Bangli mengimbau para peternak untuk lebih waspada terhadap potensi penularan penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak. Imbauan ini muncul setelah adanya laporan dari masyarakat mengenai gejala klinis yang menyerupai PMK pada sejumlah hewan ternak di wilayah tersebut.
Kepala Dinas terkait menekankan pentingnya pelaporan cepat jika peternak menemukan gejala seperti penurunan nafsu makan, produksi air liur berlebihan, atau kesulitan berjalan pada ternak, terutama sapi. Langkah cepat ini diperlukan agar penanganan dan pengobatan dapat segera dilakukan.
Meskipun ada laporan indikasi klinis PMK, setelah dilakukan tindakan medis, penyebaran penyakit tersebut berhasil dicegah dan gejala klinis tidak semakin memburuk. Namun, untuk memastikan diagnosis secara akurat, pengambilan sampel dan pengujian di laboratorium tetap diperlukan. Jika ditemukan kasus baru, koordinasi dengan Dinas Provinsi dan Balai Besar Veteriner Denpasar akan segera dilakukan.
Selain pelaporan dini, peternak juga diimbau untuk menerapkan praktik beternak yang sehat. Menjaga kebersihan kandang dan memperhatikan kualitas pakan sangat penting. Contohnya, rumput yang baru dipotong sebaiknya diangin-anginkan terlebih dahulu sebelum diberikan kepada ternak, karena rumput yang masih basah oleh embun berpotensi mengandung bakteri yang dapat membahayakan kesehatan hewan.
Program vaksinasi PMK masih terus berjalan, meskipun alokasi vaksin dari Provinsi belum sepenuhnya tersedia. Pemerintah daerah berencana mengarahkan peternak untuk melakukan vaksinasi PMK secara mandiri di masa mendatang. Saat ini, populasi sapi di Bangli mencapai 53.300 ekor, termasuk sapi potong, sapi betina, dan anak sapi.