Kasus DBD di Jembrana Menurun Drastis di Tahun 2025, Apa Penyebabnya?

Kabar baik datang dari Kabupaten Jembrana, Bali, terkait perkembangan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Tahun ini, tren kasus DBD menunjukkan penurunan yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan ini terjadi bahkan saat musim peralihan, yang biasanya menjadi periode rawan penyebaran penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti ini.

Menurut data dari Dinas Kesehatan Jembrana, penurunan kasus DBD mencapai titik terendahnya pada bulan Mei, dengan hanya 9 kasus tercatat. Angka ini sangat kontras jika dibandingkan dengan bulan Mei tahun 2024 yang mencatat 55 kasus. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Jembrana menjelaskan bahwa penurunan ini bisa disebabkan oleh meningkatnya kesadaran masyarakat akan risiko DBD. Masyarakat kini lebih cepat tanggap dalam melakukan penanganan. Selain itu, upaya pencegahan melalui pemberantasan sarang nyamuk dan jentik juga semakin efektif.

Meskipun kasus DBD menurun, jumlah pasien yang terdiagnosis Demam Berdarah (DB) masih tergolong tinggi. Hal ini mengindikasikan keberhasilan penanganan medis yang cepat dan tepat. Pasien DB berpotensi berkembang menjadi DBD jika trombositnya turun di bawah 100. Namun, dengan penanganan yang sigap, risiko tersebut dapat diminimalkan. Sehingga, jumlah pasien DB yang tertangani lebih banyak daripada pasien yang berkembang menjadi DBD.

Grafik kasus DBD menunjukkan tren penurunan yang konsisten. Setelah sempat mencapai 24 kasus pada Januari 2025, jumlahnya terus menurun di bulan-bulan berikutnya: Februari (20 kasus), Maret (14 kasus), April (15 kasus), dan Mei (9 kasus). Kondisi ini berbanding terbalik dengan tahun 2024, di mana tren kasus DBD justru meningkat dari Januari hingga Mei. Secara keseluruhan, pada tahun 2024 tercatat 332 kasus DBD dan 761 kasus DB. Sementara itu, hingga bulan Mei tahun ini, terdapat 82 kasus DBD dan 287 kasus DB.

Selain penanganan intensif di fasilitas kesehatan, upaya pencegahan juga dilakukan melalui fogging di sekitar tempat tinggal pasien. Langkah ini bertujuan untuk memutus rantai penyebaran nyamuk dan mencegah penularan penyakit lebih lanjut. Dengan kombinasi kesadaran masyarakat yang meningkat, penanganan medis yang cepat, dan upaya pencegahan yang efektif, diharapkan tren penurunan kasus DBD di Jembrana dapat terus berlanjut.

Scroll to Top