Inggris berencana untuk mengumumkan serangkaian sanksi baru yang bertujuan menekan Rusia secara ekonomi. Perdana Menteri Inggris mengindikasikan bahwa sanksi ini dirancang untuk memaksa Kremlin menunjukkan keseriusan dalam upaya perdamaian. Namun, inisiatif ini tampaknya menghadapi kendala dari Amerika Serikat.
Donald Trump, dalam pertemuan KTT G7 di Kanada, menyampaikan bahwa sanksi yang telah diterapkan "menelan biaya besar bagi AS". Meskipun Downing Street menyatakan bahwa paket sanksi baru akan fokus untuk "menjaga tekanan pada sektor militer Rusia", detail spesifik mengenai sanksi tersebut belum diungkapkan.
Dalam pernyataannya, Perdana Menteri Inggris menegaskan bahwa bersama dengan negara-negara G7 lainnya, mereka tengah merampungkan langkah-langkah baru di KTT Alberta. Tujuan utamanya adalah untuk "menekan pendapatan energi Rusia dan mengurangi dana yang tersedia untuk perang yang mereka lakukan".
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, bersama dengan sekutu-sekutunya, berharap dapat memanfaatkan pertemuan ini untuk mendorong Trump agar lebih aktif menekan Rusia. Sebelumnya, Trump mengisyaratkan ketidaksetujuannya terhadap rencana sanksi baru ini.
Trump berpendapat bahwa "Sanksi tidaklah sesederhana itu. Ini bukan hanya jalan satu arah." Ia juga menambahkan bahwa dirinya "menunggu untuk melihat apakah ada kesepakatan" antara Rusia dan Ukraina sebelum menyetujui paket sanksi baru. Ketidakhadiran Trump dalam sebagian pertemuan G7 mengindikasikan bahwa pengumuman sanksi kemungkinan besar tidak akan melibatkan AS.
Diskusi di Kanada diperkirakan akan mencakup cara untuk mengurangi harga yang harus dibayar oleh banyak negara untuk minyak Rusia. G7 telah menyetujui batas harga minyak mentah Rusia sebesar USD60 per barel pada Desember 2022, sebagai syarat untuk mendapatkan akses ke pelabuhan dan asuransi pengiriman. Namun, efektivitas langkah ini berkurang karena penurunan harga energi.
Komisi Eropa mengusulkan pembatasan harga minyak Rusia di angka USD45 per barel, sementara Ukraina menginginkan batas yang lebih rendah, yaitu USD30. Sekutu Barat juga mengupayakan paket sanksi ekonomi yang lebih ketat.
Komisi Eropa telah mengusulkan putaran sanksi baru yang menargetkan pendapatan energi Moskow, sektor perbankan, dan industri militer. Beberapa senator AS juga mendorong sanksi baru yang lebih keras yang akan mengenakan tarif tinggi pada negara-negara yang membeli minyak Rusia, terutama China dan India. Namun, efektivitas sanksi-sanksi ini masih menjadi pertanyaan.
Dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Kanada, Trump juga menyebut pengusiran Rusia dari kelompok G7 sebagai sebuah "kesalahan" dan menyatakan bahwa hal itu justru "membuat hidup lebih rumit". Pada tahun 2014, Presiden AS saat itu, Barack Obama, dan para pemimpin dunia lainnya memutuskan untuk mengeluarkan Rusia dari kelompok ekonomi besar (G7) setelah aneksasi Krimea oleh Rusia.