Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, atas dukungan yang diberikan dalam mempertahankan wilayah udara Israel. Netanyahu menyebut Trump sebagai sahabat sejati Israel.
Pernyataan ini muncul setelah eskalasi konflik yang terjadi sejak Jumat, 13 Juni, ketika Israel melancarkan serangan udara besar-besaran yang kemudian dibalas oleh Iran dengan serangan rudal dan pesawat nirawak. Sebelumnya, kedua negara terlibat dalam permusuhan dan perang bayangan selama beberapa dekade.
"Saya berterima kasih kepadanya karena berada di pihak kita, dan saya berterima kasih kepadanya atas dukungan Amerika Serikat dalam mempertahankan wilayah udara Israel," ujar Netanyahu dalam pernyataan yang disiarkan secara nasional.
Netanyahu juga menegaskan bahwa Israel telah menyerang Iran dengan "kekuatan yang luar biasa", meskipun mengakui adanya "kerugian yang menyakitkan" yang diderita oleh Israel dalam konflik tersebut.
"Kami menyerang rezim Ayatollah dengan kekuatan yang luar biasa," katanya. "Kami menyerang program nuklir mereka, rudal mereka, markas militer mereka, simbol-simbol kekuatan mereka."
Ia menambahkan, "Kami menderita banyak kerugian, kerugian yang menyakitkan. Namun, garis depan tetap solid, rakyatnya kuat, dan negara Israel lebih kuat dari sebelumnya."
Menurut data dari kantor Netanyahu, setidaknya 24 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka di Israel sejak Jumat. Peliputan media di Israel mengenai serangan udara Iran juga dikenakan pembatasan ketat oleh sensor militer.
Sementara itu, Iran melaporkan pada Minggu, 15 Juni, bahwa serangan Israel telah menyebabkan sedikitnya 224 korban jiwa, termasuk komandan militer, ilmuwan nuklir, dan warga sipil. Iran belum memberikan update mengenai jumlah korban sejak saat itu.