Adolescence: Serial yang Mengubah Cara Kita Menonton?

Serial "Adolescence" mengguncang dunia perfilman dengan pendekatan sinematik yang unik: pengambilan gambar tunggal atau single shot cinema (SSC). Teknik ini bukan sekadar gaya visual, melainkan strategi untuk menarik penonton lebih dalam ke dalam cerita yang disajikan.

Di awal episode pertama, penonton langsung disuguhkan adegan yang menegangkan: sebuah keluarga dikejutkan oleh kedatangan polisi bersenjata yang menangkap putra bungsu mereka, Jamie Miller, atas dugaan pembunuhan. Enam setengah menit tanpa jeda ini sukses mencuri perhatian dan mengantarkan "Adolescence" ke puncak popularitas sejak awal penayangannya di tahun 2025.

Bangkitnya Teknik Lawas

Teknik one-shot sebenarnya bukanlah hal baru. Di era awal perfilman, ini adalah satu-satunya cara pengambilan gambar. Namun, seiring berkembangnya teknologi editing, teknik ini mulai ditinggalkan. Kini, SSC kembali populer dan menjadi daya tarik tersendiri, memberikan sensasi "hadir di lokasi" tanpa interupsi.

Meskipun bukan single shot murni, beberapa film seperti "Rope", "1917", dan "Birdman" berhasil menciptakan ilusi yang sama melalui editing yang cermat.

Adolescence: Lebih dari Sekadar Teknik

"Adolescence" menggunakan SSC bukan tanpa alasan. Setiap episode menyajikan sudut pandang yang berbeda: detektif yang menyelidiki kasus, psikolog anak, dan ayah dari tersangka. Penonton diajak untuk merenungkan permasalahan sosial yang kompleks, tanpa ada sosok antagonis yang jelas.

Teknik SSC memungkinkan penonton untuk merasakan langsung dilema yang dihadapi para karakter, ikut bertanya-tanya siapa yang bersalah, dan sejauh mana kita bertanggung jawab atas masalah tersebut.

Relevansi di Era Digital

Popularitas "Adolescence" juga tak lepas dari perubahan selera konsumsi media. Di era digital, orang semakin terbiasa dengan konten-konten pendek one-shot di platform seperti TikTok dan YouTube.

Serial ini menawarkan pengalaman visual yang serupa, yaitu sensasi "berada di sana" tanpa jeda, namun dengan cerita yang lebih kompleks dan menggugah. Dengan kata lain, kesuksesan "Adolescence" bukan hanya karena ceritanya yang menarik, tetapi juga karena relevansinya dengan tren media sosial yang kita konsumsi sehari-hari. Apakah ini pertanda pergeseran selera menonton kita? Waktu yang akan menjawab.

Scroll to Top