Gelombang asap tebal menyelimuti langit Teheran, Iran, pasca-serangan udara yang dilancarkan Israel. Di tengah eskalasi konflik udara yang semakin intensif, Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan bahwa Iran belum meminta bantuan militer dari Moskow.
Pernyataan Putin ini disampaikan dalam sebuah konferensi pers yang disiarkan secara luas, menjawab pertanyaan mengenai potensi keterlibatan Rusia dalam konflik tersebut.
Serangan udara Israel dilaporkan menghantam wilayah utara dan timur Teheran, menargetkan aset-aset militer. Serangan ini merupakan bagian dari operasi militer yang telah berlangsung selama enam hari terakhir.
Rekaman video yang beredar menunjukkan gumpalan asap membubung tinggi dari lokasi-lokasi yang diduga menjadi sasaran serangan di ibu kota Iran.
Menurut laporan dari kelompok aktivis hak asasi manusia yang berbasis di Washington, serangan Israel telah merenggut nyawa setidaknya 585 orang dan menyebabkan lebih dari 1.300 lainnya luka-luka. Sementara itu, Israel mengklaim bahwa serangan balasan dari Iran telah menyebabkan puluhan korban jiwa dan ratusan luka-luka di wilayahnya.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengeluarkan pernyataan keras, mendesak Iran untuk menyerah tanpa syarat dan mengisyaratkan kemungkinan menargetkan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.
Khamenei menanggapi ancaman Trump dengan tegas, menyatakan bahwa Iran tidak akan tunduk pada tekanan dan menolak ultimatum "penyerahan tanpa syarat". Ia menekankan bahwa setiap agresi militer oleh AS akan berakibat pada kerusakan yang tidak dapat diperbaiki.
Israel mengklaim serangan mereka dilatarbelakangi oleh kekhawatiran bahwa Iran hampir menyelesaikan program pembuatan senjata nuklir. Tuduhan ini dibantah oleh Iran, yang kemudian melancarkan serangan balasan menggunakan drone dan rudal ke wilayah Israel.
Serangan Israel dikecam oleh sejumlah negara, termasuk Rusia, yang menganggap serangan terhadap infrastruktur nuklir Iran sebagai tindakan "ilegal" dan memperingatkan potensi "bencana nuklir".