WASHINGTON – Mantan Presiden AS Donald Trump dilaporkan menolak usulan serangan Israel terhadap fasilitas nuklir Iran, memilih jalur diplomasi untuk mencapai kesepakatan baru dengan Teheran.
Rencana Israel, yang disusun pada awal Mei, bertujuan untuk menunda kemampuan Iran mengembangkan senjata nuklir selama setahun atau lebih. Opsi serangan termasuk kombinasi serangan udara dan operasi komando, dengan proposal "kampanye pengeboman ekstensif" selama lebih dari seminggu. Pemerintah Israel berharap AS tidak hanya menyetujui operasi ini, tetapi juga memberikan dukungan aktif.
Namun, Trump menolak rencana tersebut setelah muncul "konsensus" di Gedung Putih. Beberapa pejabat tinggi pemerintahan menyuarakan kekhawatiran bahwa serangan tersebut dapat memicu konflik regional yang lebih luas.
Ketegangan antara Iran dan Israel meningkat tajam dalam beberapa bulan terakhir, dengan saling serang yang menandai eskalasi dramatis.
Trump sebelumnya menarik AS dari perjanjian nuklir Iran tahun 2015 dan memberlakukan kembali sanksi, menuduh Teheran melanggar kesepakatan secara diam-diam. Iran merespons dengan mengurangi kepatuhan terhadap kesepakatan tersebut dan mempercepat pengayaan uranium.
Meskipun ada retorika keras, AS dan Iran baru-baru ini mengadakan pembicaraan di Oman, yang digambarkan oleh Menteri Luar Negeri Iran sebagai "produktif, tenang, dan positif."