Konflik Iran-Israel Memanas, China dan Rusia Serukan De-eskalasi

Situasi Timur Tengah kian genting di tengah konflik sengit antara Israel dan Iran. Presiden China, Xi Jinping, melakukan panggilan telepon dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, membahas upaya meredakan ketegangan. Panggilan ini terjadi di saat Presiden AS, Donald Trump, mempertimbangkan opsi bantuan militer untuk Israel dalam serangan ke Iran.

Kementerian Luar Negeri China menyatakan bahwa Xi Jinping menekankan pentingnya peran "kekuatan-kekuatan besar" dalam mendinginkan suasana. Ia menghimbau agar negara-negara berpengaruh aktif mendorong de-eskalasi, bukan justru memperkeruh keadaan. Seruan gencatan senjata segera menjadi prioritas, khususnya mendesak Israel untuk menghentikan serangan. Tujuannya adalah mencegah eskalasi lebih lanjut dan menghindari perang yang lebih luas.

Kremlin mengkonfirmasi bahwa Putin dan Xi sepakat mengecam tindakan Israel terhadap Iran. Putin bahkan menawarkan diri untuk menjadi mediator dalam konflik yang memanas ini.

Eskalasi bermula sejak 13 Juni ketika Israel melancarkan serangan besar-besaran ke Iran dengan alasan melucuti program nuklir dan rudal balistik negara tersebut. Serangan ini juga menyasar kawasan pemukiman, menimbulkan banyak korban jiwa. Iran merespons dengan meluncurkan ratusan roket dan rudal balasan, memicu saling serang yang berkelanjutan.

Amerika Serikat dikabarkan mengirimkan jet tempur canggih untuk mendukung Israel. Trump memberikan pernyataan ambigu mengenai potensi keterlibatan AS, menimbulkan spekulasi mengenai langkah yang akan diambil.

Scroll to Top