Jogja – Situasi di Timur Tengah semakin tegang seiring konflik yang berkecamuk antara Israel dan Iran. Rusia secara tegas memperingatkan Amerika Serikat untuk tidak terlibat langsung dengan memberikan bantuan militer kepada Israel. Langkah tersebut dinilai dapat memperburuk keadaan secara drastis.
"Ini akan menjadi tindakan yang sangat berbahaya dan dapat mengguncang stabilitas kawasan," ujar seorang pejabat tinggi Kementerian Luar Negeri Rusia.
Rusia dan AS diketahui tengah menjalin komunikasi untuk membahas konflik yang sedang berlangsung. Kepala dinas intelijen luar negeri Rusia juga menyebut situasi antara Iran dan Israel saat ini berada pada titik kritis.
Sebelumnya, beredar kabar bahwa Presiden AS dan timnya sedang mempertimbangkan opsi, termasuk kemungkinan bergabung dengan Israel dalam serangan terhadap fasilitas nuklir Iran. Isu ini semakin memperkeruh suasana, ditambah pernyataan kontroversial Presiden AS terkait Pemimpin Tertinggi Iran.
Israel telah melancarkan serangan udara terhadap sejumlah target di Iran, termasuk situs nuklir dan tokoh penting militer serta ilmuwan. Tindakan ini mendapat kecaman keras dari Rusia yang menyebutnya sebagai agresi ilegal dan tidak beralasan. Iran pun membalas dengan meluncurkan serangan rudal dan drone ke kota-kota di Israel.
Presiden Rusia, yang baru-baru ini menandatangani perjanjian kemitraan strategis dengan Iran, menyerukan penghentian permusuhan. Ia meyakini bahwa solusi damai dapat ditemukan untuk mengakhiri konflik.
"Perlu kehati-hatian, namun saya yakin ada jalan keluar. Kita semua harus berupaya menghentikan pertempuran dan mencari kesepakatan," tegasnya.
Presiden Rusia menambahkan bahwa serangan Israel justru memperkuat persatuan masyarakat Iran di sekitar kepemimpinan negara. "Kita melihat adanya konsolidasi masyarakat di sekitar kepemimpinan politik Iran," pungkasnya.