Konflik yang memanas antara Iran dan Israel telah menarik perhatian dunia, dan seorang tokoh agama terkemuka memberikan peringatan penting. Ayatollah Agung Ali Sistani, ulama Syiah paling berpengaruh di Irak, mengingatkan komunitas internasional tentang potensi konsekuensi mengerikan jika pemimpin tertinggi Iran menjadi target.
Sistani menekankan bahwa tindakan yang menargetkan kepemimpinan agama dan politik tertinggi Iran dapat memicu kekacauan yang meluas di kawasan Timur Tengah. Pernyataan ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan setelah serangan Israel terhadap situs militer dan nuklir Iran, yang dibalas dengan serangan rudal Iran ke wilayah Israel.
Meskipun Sistani adalah warga negara Iran, ia dikenal karena sikapnya yang menentang dominasi Teheran di Irak. Ia mendesak penyelesaian damai dan menyerukan masyarakat internasional untuk berupaya mengakhiri konflik dan menemukan solusi terkait program nuklir Iran.
Kekhawatiran eskalasi semakin meningkat setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tidak menutup kemungkinan menyerang atau membunuh Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei. Sementara itu, mantan Presiden AS Donald Trump juga menekan Iran untuk menyerah tanpa syarat.
Aksi solidaritas dengan Iran muncul di Irak dan Lebanon. Di Irak selatan, ulama Syiah turun ke jalan dengan mengenakan seragam militer, membawa bendera Irak dan Iran, serta meneriakkan slogan anti-Israel. Di Lebanon, kelompok Hizbullah memperingatkan Israel agar tidak mengancam Khamenei, menyebutnya sebagai tindakan "sembrono dan bodoh" yang akan menimbulkan "konsekuensi serius".
Eskalasi konflik ini telah mencapai titik tertinggi dengan serangan balasan yang menghancurkan. Iran meluncurkan ratusan rudal dan drone ke Israel, menargetkan wilayah sipil dan infrastruktur penting. Sebagai balasan, Israel menggempur fasilitas nuklir dan militer Iran, menyebabkan kerusakan besar dan korban jiwa.
Konflik yang meluas ini telah meningkatkan ketegangan sipil, evakuasi skala internasional, dan ancaman militer lebih lanjut dari AS dan Rusia, sementara upaya diplomasi internasional terus dilakukan.