Jakarta – Harga emas global menunjukkan pergerakan yang terbatas, didorong oleh eskalasi ketegangan geopolitik dan sedikit pelemahan dolar AS.
Pada hari Kamis (19 Juni 2025), harga emas dunia mengalami kenaikan tipis sebesar 0,11%, mencapai level US$3.372,28 per troy ons. Namun, pada perdagangan hari Jumat (20 Juni 2025) hingga pukul 06.22 WIB, harga emas di pasar spot kembali melemah sebesar 0,14% ke posisi US$3.367,68 per troy ons.
Kenaikan tipis sebelumnya dipengaruhi oleh meningkatnya ketegangan geopolitik, yang mengimbangi tekanan dari sikap agresif bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed). Pelemahan nilai tukar dolar AS juga turut memberikan dorongan positif pada harga emas. Indeks dolar AS (DXY) tercatat turun 0,11% ke level 98,79. Dolar yang lebih lemah membuat emas menjadi lebih terjangkau bagi investor yang memegang mata uang lain.
Namun, proyeksi The Fed mengenai potensi inflasi yang masih tinggi, mengurangi ekspektasi pemotongan suku bunga lebih lanjut, yang kemudian membebani harga emas. The Fed mempertahankan suku bunga stabil dan memperkirakan adanya pemotongan suku bunga sebesar setengah poin persentase tahun ini, namun dengan prospek keseluruhan yang lebih lambat akibat tantangan ekonomi.
Ketua The Fed, Jerome Powell, memperingatkan agar tidak terlalu fokus pada proyeksi tersebut, dan mengisyaratkan potensi inflasi di masa depan akibat tarif impor yang lebih tinggi.
Di sisi geopolitik, konflik antara Israel dan Iran semakin memanas. Israel dilaporkan mengebom target nuklir di Iran, sementara rudal Iran menghantam sebuah rumah sakit di Israel. Iran mengklaim bahwa target mereka adalah lokasi militer dekat rumah sakit, bukan fasilitas itu sendiri. Israel melaporkan ratusan orang terluka dalam serangan tersebut.
Militer Israel juga menyatakan telah menargetkan lokasi nuklir Iran, termasuk reaktor air berat Arak dan fasilitas Natanz. Kedua belah pihak melaporkan adanya korban jiwa akibat konflik ini.
Emas sering dianggap sebagai aset safe haven di tengah ketidakpastian geopolitik dan ekonomi. Namun, lingkungan suku bunga yang lebih tinggi dapat mengurangi daya tariknya karena tidak memberikan imbal hasil bunga.
Ketegangan antara Israel dan Iran berpotensi berlanjut dengan sinyal-sinyal yang diberikan oleh mantan Presiden AS, Donald Trump, mengenai kemungkinan keterlibatan Washington dalam konflik tersebut.