Pemerintahan Thailand berada di ambang kehancuran setelah percakapan rahasia antara Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra dan mantan Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen, terungkap ke publik. Kebocoran ini memicu kemarahan publik dan berujung pada mundurnya koalisi utama dari Partai Peu Thay, partai yang menaungi PM Paetongtarn.
Dalam percakapan telepon yang bocor tersebut, Paetongtarn menyebut Hun Sen sebagai "paman" dan diduga berupaya untuk menggulingkan seorang komandan militer Thailand. Hal ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di perbatasan kedua negara.
Para kritikus mengecam Paetongtarn atas penghormatannya kepada Hun Sen dan janjinya untuk memenuhi kebutuhan pemimpin Kamboja tersebut. Tindakan ini dianggap sebagai upaya melemahkan militer Thailand yang memiliki pengaruh politik signifikan. PM Paetongtarn juga dituduh merendahkan komandan militer yang bertugas menangani ketegangan perbatasan.
Membela diri, Paetongtarn mengklaim bahwa percakapan tersebut adalah bagian dari taktik negosiasi. Namun, pihak oposisi mendesaknya untuk mengundurkan diri. Hun Sen sendiri mengakui telah membagikan rekaman tersebut kepada sejumlah politisi, dan salah satu dari mereka membocorkannya ke publik. Ia bahkan membagikan rekaman lengkap berdurasi 17 menit di media sosialnya.
Paetongtarn baru menjabat selama 10 bulan, menggantikan Srettha Thavisin yang dicopot oleh Mahkamah Konstitusi karena pelanggaran terkait pengangkatan anggota kabinet.
Kementerian Luar Negeri Thailand telah menyampaikan kekecewaan yang mendalam kepada Duta Besar Kamboja atas kebocoran percakapan pribadi ini. Mereka menekankan pentingnya kepercayaan dan rasa hormat antara kedua pemimpin untuk hubungan baik antarnegara, dan mengkhawatirkan dampak kebocoran ini terhadap upaya penyelesaian masalah perbatasan.
Sebagai respons, Paetongtarn menyatakan tidak akan lagi terlibat dalam pembicaraan tertutup dengan pemimpin Kamboja.
Ketegangan di perbatasan kedua negara meningkat sejak Mei lalu, setelah seorang tentara Kamboja tewas dalam bentrokan. Akibatnya, Kamboja memberlakukan larangan impor dari Thailand, termasuk buah-buahan, sayuran, listrik, dan internet. Drama Thailand juga dilarang tayang di TV dan bioskop. Kedua negara juga saling memberlakukan pembatasan perbatasan.