Pemerintah Kota Surabaya bergerak cepat mencegah potensi penyebaran virus polio varian VDPV2-n. Menyusul informasi dari Kementerian Kesehatan RI terkait temuan kasus di Papua Nugini, Wali Kota Surabaya mengeluarkan surat edaran yang menekankan pentingnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan di seluruh wilayah kota.
Fokus utama adalah memastikan seluruh anak usia 0-5 tahun di Surabaya mendapatkan imunisasi polio lengkap. Program imunisasi polio, yang mencakup vaksin tetes (bOPV) dan suntik (IPV), tersedia secara gratis di seluruh fasilitas kesehatan, terutama Puskesmas.
Wali Kota Surabaya menghimbau orang tua untuk segera memeriksa status imunisasi anak mereka dan membawa mereka ke Puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat untuk imunisasi kejar jika diperlukan. Selain itu, masyarakat diimbau untuk segera melaporkan jika menemukan anak di bawah 15 tahun yang mengalami gejala kelumpuhan mendadak, khususnya pada kaki.
Upaya pencegahan tidak hanya terbatas pada imunisasi. Pemerintah Kota Surabaya juga menekankan pentingnya penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di rumah dan lingkungan sekitar. Kebiasaan mencuci tangan pakai sabun, penggunaan jamban sehat, dan menjaga sanitasi lingkungan menjadi kunci dalam mencegah penyebaran virus.
Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, serta Ketua RT/RW turut dilibatkan dalam mengedukasi warga tentang pentingnya imunisasi polio dan deteksi dini kasus lumpuh layuh. Bagi warga yang berencana bepergian ke wilayah dengan risiko tinggi atau berasal dari wilayah tersebut, diimbau untuk memastikan anak-anak telah mendapatkan imunisasi polio sesuai usia.
Pemerintah Kota Surabaya mengajak seluruh masyarakat untuk mendukung upaya pencegahan penyebaran hoaks dengan mengakses informasi kesehatan yang akurat dan terpercaya melalui kanal media resmi seperti situs web WHO dan Kementerian Kesehatan RI. Partisipasi aktif seluruh warga Surabaya sangat penting untuk melindungi generasi penerus dari ancaman polio.