Kuota internet prabayar yang hangus setelah masa aktif berakhir terus menjadi isu yang hangat diperbincangkan. Pemerintah perlu turun tangan untuk mengatasi masalah ini, mengingat masih adanya kesenjangan pemahaman di kalangan masyarakat terkait perkiraan kebutuhan kuota dan informasi detail paket internet.
Di sisi lain, desain paket yang ditawarkan oleh operator telekomunikasi seluler seringkali dinilai kurang sesuai dengan kebutuhan pengguna dan kurang transparan. Hal ini memicu ketidakpuasan konsumen dan memperburuk masalah kuota hangus.
Idealnya, operator tidak langsung menghanguskan sisa kuota prabayar ketika masa aktif berakhir. Sebaliknya, konsumen diharapkan mampu memperkirakan jumlah kuota yang dibutuhkan sebelum membeli paket. Namun, praktik di lapangan menunjukkan bahwa banyak operator menawarkan paket dengan volume kuota besar atau masa aktif yang tidak seimbang, sehingga seringkali sisa kuota terbuang sia-sia.
Data terbaru menunjukkan bahwa penggunaan internet di Indonesia bervariasi. Sebagian besar pengguna menghabiskan antara 10 hingga 20 GB per bulan, diikuti oleh mereka yang menggunakan 5–10 GB. Sebagian kecil lainnya menggunakan lebih dari 20 GB atau kurang dari 10 GB per bulan. Perbedaan ini menunjukkan perlunya fleksibilitas dalam penawaran paket internet agar sesuai dengan kebutuhan masing-masing pengguna.