Seorang pejabat tinggi kepresidenan Iran menyatakan bahwa eskalasi ketegangan antara Iran dan Israel dapat diredakan secara instan. Solusinya? Cukup satu panggilan telepon dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kepada para pemimpin Israel.
Dalam sebuah wawancara, pejabat tersebut menekankan bahwa dialog konstruktif baru bisa terwujud jika agresi udara Israel terhadap wilayah Iran dihentikan sepenuhnya. Iran menegaskan komitmennya terhadap dialog sipil, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Isu pengayaan uranium tetap menjadi poin krusial. Iran bersikeras melanjutkan program nuklirnya untuk tujuan damai, menolak permintaan untuk menghentikan pengayaan uranium sepenuhnya. Meski begitu, Iran terbuka untuk menurunkan tingkat pengayaan, namun tidak menghentikannya sama sekali.
Pernyataan ini muncul di tengah tekanan internasional yang meningkat. Negara-negara Eropa, bersama dengan Amerika Serikat dan Israel, menyerukan pelarangan total terhadap pengayaan uranium oleh Iran.
Pertemuan tatap muka antara para menteri luar negeri Iran, Inggris, Prancis, dan Jerman, bersama dengan perwakilan tinggi kebijakan luar negeri Uni Eropa, baru-baru ini diadakan di Jenewa. Ini adalah pertemuan langsung pertama sejak konflik terbaru memanas.
Langkah diplomatik ini menyusul serangkaian pernyataan keras dari pemerintahan Trump. Namun, kini muncul harapan bahwa aksi militer dapat dihindari. Meskipun demikian, terdapat perbedaan pendapat di dalam pemerintahan Trump mengenai pendekatan terbaik, antara negosiasi atau aksi militer langsung.
Pejabat Iran tersebut juga memperingatkan bahwa jika Amerika Serikat terlibat dalam konflik ini, berbagai opsi akan terbuka, termasuk semua opsi yang ada.
Sementara itu, demonstrasi besar-besaran terjadi di jalan-jalan Teheran, mencerminkan kemarahan publik terhadap Israel dan Amerika Serikat. Massa membawa bendera Iran, Hizbullah, dan Palestina, serta membakar bendera Amerika Serikat dan Israel. Teriakan anti-Israel dan anti-Amerika bergema di tengah unjuk rasa.