Investor Gelisah, S&P 500 dan Nasdaq Terkoreksi Akibat Konflik Israel-Iran

Jakarta – Ketegangan yang membara di Timur Tengah akibat konflik antara Israel dan Iran memicu kecemasan di kalangan investor. Potensi keterlibatan Amerika Serikat (AS) semakin memperkeruh suasana, tercermin dari pelemahan indeks S&P 500 dan Nasdaq pada penutupan perdagangan Jumat.

Pergerakan pasar saham cenderung fluktuatif sepanjang sesi. Meskipun demikian, secara mingguan Nasdaq berhasil mencatatkan kenaikan tipis, sementara S&P 500 justru mengalami penurunan.

Kekhawatiran investor dipicu oleh pernyataan Gedung Putih yang mengindikasikan bahwa Presiden Donald Trump akan memutuskan dalam dua minggu ke depan mengenai kemungkinan keterlibatan AS dalam konflik udara antara Israel dan Iran. Hal ini menambah tekanan pada Iran untuk kembali ke meja perundingan.

Rick Meckler dari Cherry Lane Investments berpendapat bahwa investor cenderung menahan diri untuk melakukan pembelian saham menjelang situasi yang tidak pasti ini, terutama menjelang akhir pekan.

Serangan Israel bertujuan untuk menekan kemampuan Iran dalam mengembangkan senjata nuklir. Dalam sepekan sejak dimulainya kampanye, Israel mengklaim telah menyerang puluhan target militer.

Menanggapi hal tersebut, Iran menyatakan tidak akan membahas program nuklirnya selama konflik dengan Israel masih berlangsung. Pernyataan ini muncul setelah upaya Eropa untuk membujuk Teheran agar kembali bernegosiasi.

Saham-saham sektor teknologi, seperti Nvidia, menjadi salah satu yang mengalami penurunan terbesar dalam indeks S&P 500 dan Nasdaq.

Pada penutupan perdagangan, Dow Jones Industrial Average naik tipis sebesar 0,08% menjadi 42.206,82. Sementara itu, S&P 500 turun 0,22% menjadi 5.967,84, dan Nasdaq Composite merosot 0,51% menjadi 19.447,41.

Secara keseluruhan, kinerja mingguan menunjukkan bahwa Dow Jones hampir stagnan, S&P 500 turun 0,2%, dan Nasdaq naik 0,2%. Volume perdagangan pada hari Jumat lebih tinggi dari rata-rata, seiring dengan peristiwa ‘triple-witching’ yang melibatkan berakhirnya kontrak opsi saham, kontrak berjangka indeks saham, dan kontrak opsi indeks saham secara bersamaan.

Volume perdagangan di bursa saham AS mencapai 20,91 miliar saham, lebih tinggi dibandingkan rata-rata 18,06 miliar saham dalam 20 hari perdagangan terakhir.

Scroll to Top