Kapal induk kebanggaan Amerika Serikat, USS Nimitz, menjadi sorotan setelah dilaporkan mematikan sistem pelacak otomatisnya saat melintasi perairan antara Indonesia dan Malaysia. Manuver ini memicu berbagai spekulasi, terutama mengenai kemungkinan kapal tersebut menuju Teluk Persia, wilayah yang dikenal sebagai pusat konflik antara Iran dan Israel.
Kejadian ini sontak memicu perbincangan hangat di media sosial, baik dari kalangan internasional maupun warganet Indonesia. Beragam komentar muncul, mulai dari prediksi skenario Perang Dunia III hingga teori konspirasi mengenai keterlibatan AS dalam konflik regional.
Fakta-Fakta USS Nimitz yang Mencuri Perhatian
Berikut adalah beberapa fakta penting mengenai USS Nimitz yang membuatnya menjadi pusat perhatian:
Hilang Kontak pada 17 Juni: USS Nimitz terakhir kali terdeteksi memancarkan sinyal pada 17 Juni pukul 09.03 WIB. Saat itu, kapal bergerak dengan kecepatan 19 knot menuju arah 313 derajat. Setelah itu, kapal induk tersebut berhenti mengirimkan data lokasinya.
Perintah ke Timur Tengah: Seorang pejabat pertahanan AS mengungkapkan bahwa Menteri Pertahanan AS memerintahkan pemindahan kapal induk ini ke wilayah Komando Pusat (CENTCOM), yang mencakup Timur Tengah. Tujuan dari pemindahan ini adalah untuk memperkuat pertahanan AS dan melindungi personel militer Amerika di kawasan tersebut.
Tanggapan TNI AL: Kepala Dinas Penerangan TNI AL menyatakan bahwa USS Nimitz terakhir kali terpantau mengaktifkan AIS (Automatic Identification System) di utara Belawan pada 17 Juni. TNI AL terus memantau pergerakan kapal-kapal yang melintasi Selat Malaka, mengingat statusnya sebagai perairan internasional dengan hak lintas damai.
Nama dari Pahlawan Perang Dunia II: Nama USS Nimitz diambil dari Laksamana Chester W. Nimitz, seorang komandan armada Pasifik AS selama Perang Dunia II. Kapal ini diresmikan pada 30 Juni 1975 dan telah beberapa kali berganti pangkalan sebelum menetap di Pangkalan Laut Kitsap sejak Januari 2015.
Daya Nuklir untuk Jarak Jauh: USS Nimitz ditenagai oleh dua reaktor nuklir, memungkinkannya berlayar tanpa mengisi bahan bakar selama lebih dari 20 tahun. Kapal ini memiliki rekor operasional terlama di perairan, yaitu 340 hari dari April 2020 hingga Februari 2021. Dengan panjang total 332,85 meter dan lebar 76,8 meter, dek penerbangannya seluas 18.211,5 meter persegi dapat menampung hingga 90 pesawat.
Persenjataan Canggih: Sebagai kapal induk kelas Nimitz, USS Nimitz dilengkapi dengan sistem persenjataan modern untuk pertahanan udara dan rudal. Termasuk rudal Sea Sparrow, sistem rudal Rolling Airframe Missile (RAM), dan senjata otomatis Phalanx 20mm. Sistem tempurnya menggunakan ACDS blok 0/1 dengan tautan data militer, serta radar udara dan permukaan canggih untuk deteksi dini ancaman. Tenaga nuklirnya dihasilkan oleh dua reaktor General Electric dan empat turbin.
Hilangnya sinyal USS Nimitz di Selat Malaka dan spekulasi mengenai tujuannya ke Teluk Persia terus menjadi perhatian. TNI AL tetap waspada memantau pergerakan kapal di perairan Indonesia di tengah meningkatnya ketegangan global.