PT Sinergi Andalan Prima Tbk (INET), perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan layanan jaringan dan internet wholesale, semakin memantapkan posisinya di era digital dengan berfokus pada pengembangan layanan B2B serta rencana ekspansi ke pasar global. Hal ini diungkapkan oleh Direktur Utama INET, Muhammad Arif, dalam sebuah acara diskusi di Jakarta.
INET, yang berperan sebagai penyedia tulang punggung internet (backbone) untuk para penyedia layanan internet (ISP), saat ini telah melayani sekitar 200 ISP aktif di Pulau Jawa. Mengingat terdapat lebih dari 800 ISP yang beroperasi di Jawa dan lebih dari 1.300 ISP secara nasional, potensi pasar yang dapat digarap INET masih sangat besar.
"Bisnis internet adalah sebuah perjalanan data yang panjang. INET hadir sebagai penyedia backbone karena kami melihat pertumbuhan ISP di Indonesia, khususnya di Jawa, sangat pesat," kata Arif, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII).
Ekspansi Global dan Pembangunan Pusat Data
Sebagai bagian dari strategi jangka panjang, INET telah membuka Point of Presence (POP) di Singapura untuk memperluas jangkauan konektivitas lintas negara. Di dalam negeri, perusahaan juga telah menyelesaikan fase pertama pembangunan pusat data (data center) di Gedung Cyber, Jakarta, yang saat ini sudah terisi 70% kapasitasnya. Fase kedua pengembangan ditargetkan selesai pada Juni 2025.
Pusat data ini akan menjadi hub utama yang menghubungkan lebih dari 58 titik POP di seluruh Pulau Jawa, dengan tujuan meningkatkan efisiensi dan memperluas jangkauan layanan.
"Dengan memperbanyak titik POP, ISP tidak perlu lagi menarik koneksi hingga ke Jakarta. Hal ini dapat menurunkan biaya, meningkatkan kecepatan, dan memperluas jangkauan layanan," jelas Arif.
Proyek Kabel Laut dan Rencana Pendanaan
INET juga sedang menjajaki pembangunan kabel laut berkapasitas hingga 20 Tbps, yang diharapkan dapat menjadi solusi konektivitas jangka panjang untuk kebutuhan data internasional, termasuk sektor cloud, gaming, dan kecerdasan buatan (AI).
"Dengan memiliki kabel sendiri, kami dapat menghemat biaya operasional hingga 40% dibandingkan jika terus menyewa infrastruktur dari pihak ketiga," ungkap Arif.
Proses kontrak proyek ini ditargetkan selesai pada kuartal II tahun ini, dengan pelaksanaan konstruksi dimulai pada akhir 2025 atau awal 2026. Guna mendukung ekspansi ini, perusahaan sedang mempertimbangkan penerbitan obligasi sebagai opsi pendanaan menjelang akhir tahun 2025.
Proyeksi Pertumbuhan dan Komitmen Teknologi
INET menargetkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih di atas 30% pada tahun 2025. Proyeksi ini sejalan dengan ekspansi infrastruktur dan pengembangan teknologi terkini, termasuk pemanfaatan frekuensi 1,4 GHz untuk meningkatkan efisiensi layanan broadband rumah (Fiber to the Home / FTTH).
"Ke depan, internet bukan hanya sekadar koneksi cepat. Ini tentang kesiapan infrastruktur dalam mengakomodasi lonjakan kebutuhan data, mulai dari cloud hingga AI," kata Arif.
Arif menegaskan bahwa dengan visi jangka panjang serta fokus pada efisiensi dan kualitas layanan, INET berkomitmen untuk menjadi pemain kunci dalam pengembangan infrastruktur digital nasional maupun regional.