Teheran sedang mempertimbangkan opsi drastis: menutup Selat Hormuz. Langkah ini muncul di tengah laporan persetujuan parlemen, meski keputusan final berada di tangan Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran.
Esmail Kosari, tokoh penting dari Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), menyatakan bahwa penutupan selat tersebut "akan dilakukan kapan pun diperlukan," mengirimkan sinyal kuat potensi eskalasi.
3 Konsekuensi Mengerikan Jika Selat Hormuz Ditutup
Gelombang Kejut Energi Global: Selat Hormuz adalah jalur vital yang menyalurkan sekitar 20% pasokan minyak dan gas dunia. Penutupan akan memicu lonjakan harga energi, mengguncang pasar global, dan memperburuk ketidakstabilan regional. Meskipun Iran telah mengancam penutupan di masa lalu, tindakan ini belum pernah dilakukan. Situasi saat ini berbeda, dengan konflik yang meningkat dengan Israel dan tekanan AS yang semakin besar. Penutupan akan menjadi eskalasi strategis, menggunakan energi sebagai senjata.
Harga Minyak Meroket Seketika: Bahkan ancaman penutupan telah mengguncang pasar. Penutupan yang sebenarnya akan memicu kekacauan. Negara-negara yang bergantung pada minyak Teluk seperti Tiongkok, Jepang, India, dan negara-negara Eropa akan terpukul. Respons angkatan laut Barat, terutama AS, akan diuji.
Alat Tawar-Menawar Strategis: Belum jelas apakah Iran akan benar-benar menutup selat tersebut atau menggunakan ancaman ini sebagai alat tawar-menawar di tengah ketegangan. Pernyataan Kosari menunjukkan bahwa Teheran ingin menjaga semua opsinya tetap terbuka.
Masa depan akan bergantung pada perkembangan konflik Iran-Israel, respons Iran terhadap serangan AS, dan potensi solusi diplomatik. Satu hal yang pasti: penutupan Selat Hormuz, bahkan sementara, akan membawa dampak luas di seluruh dunia.