TEL AVIV – Ketegangan di Timur Tengah memuncak setelah Iran melancarkan dua gelombang serangan rudal ke wilayah Israel pada hari Minggu. Serangan ini merupakan respons atas aksi Amerika Serikat yang sebelumnya membombardir tiga lokasi nuklir Iran. Akibat serangan ini, 86 warga Zionis Israel dilaporkan mengalami luka-luka.
Menurut laporan, setidaknya 27 rudal balistik ditembakkan oleh Iran ke Israel dalam dua gelombang serangan. Rudal-rudal tersebut menghantam 10 lokasi berbeda pada Minggu pagi.
Kementerian Kesehatan Israel mengonfirmasi bahwa 86 warga terluka akibat serangan rudal Iran. Korban luka termasuk dua anak yang dirawat di Ichilov Medical Center di Tel Aviv dan seorang pria berusia 30-an yang mengalami luka bakar sedang. Semua korban telah dilarikan ke rumah sakit. Empat di antaranya berada dalam kondisi kritis, dua luka sedang, tiga dalam observasi medis, dan 77 lainnya menderita luka ringan.
Gelombang pertama serangan melibatkan 22 rudal, sementara gelombang kedua terdiri dari lima bom. Petugas medis segera merespons lokasi-lokasi yang terkena dampak serangan di wilayah utara dan tengah Israel. Sirine peringatan berbunyi keras dan warga diminta untuk mencari tempat perlindungan sebelum pukul 08.00 pagi waktu setempat. Perintah perlindungan dicabut sekitar pukul 08.20 pagi.
Kota Haifa, yang terletak di pantai Mediterania di bagian utara Israel, juga menjadi sasaran serangan rudal balistik Iran. Ledakan juga dilaporkan terdengar dan terlihat di kota Yerusalem. Rekaman video yang beredar di media sosial menunjukkan puluhan rudal balistik meluncur di langit Israel. Sirene peringatan bahkan juga terdengar di Yordania.
Serangan rudal Iran ini terjadi setelah Amerika Serikat menjatuhkan 14 bom Bunker Buster GBU-57 di fasilitas nuklir Fordow dan Natanz. Selain itu, AS juga menembakkan sekitar dua lusin rudal Tomahawk di lokasi nuklir Isfahan.
Penasihat Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, Ali Shamkhani, menyatakan bahwa meskipun situs nuklir dihancurkan, pengetahuan, kemauan politik, dan material yang diperkaya tetap ada.
Direktur Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi, mengungkapkan bahwa kawah terlihat di fasilitas Fordow, tetapi kerusakan di bawah tanah belum dapat dinilai. Ia juga menambahkan bahwa serangan terhadap fasilitas nuklir berpotensi menyebabkan kebocoran radiasi, meskipun IAEA belum mendeteksinya.
Militer Israel saat ini sedang menyelidiki dampak serangan AS terhadap fasilitas nuklir bawah tanah Fordow, dan belum dapat dipastikan apakah Iran telah memindahkan uranium yang diperkaya dari lokasi tersebut.
Dalam serangan AS tersebut, tujuh pesawat pengebom B-2 Spirit diterbangkan dari daratan Amerika ke Iran, dan dilaporkan telah kembali dengan selamat ke AS setelah menyelesaikan misi mereka.
Sebagai tanggapan atas serangan AS, Iran menargetkan lokasi-lokasi di Israel, termasuk bandara Ben Gurion dekat Tel Aviv, yang mengakibatkan sedikitnya 23 orang terluka.
Uni Emirat Arab, Qatar, dan Oman, yang telah berperan sebagai mediator dalam perundingan nuklir Iran-AS, mengkritik serangan AS dan menyerukan de-eskalasi.
Presiden Prancis Emmanuel Macron memperingatkan tentang eskalasi yang tidak terkendali di Timur Tengah, dan bersama dengan para pemimpin Jerman dan Inggris, meminta Iran untuk menghindari tindakan lebih lanjut yang dapat mengganggu stabilitas kawasan.