Tragedi Bom Bunuh Diri Guncang Gereja di Damaskus, Puluhan Nyawa Melayang

Sebuah serangan bom bunuh diri yang mengerikan mengguncang sebuah gereja di Damaskus, Suriah, pada Minggu (22/6), mengakibatkan 20 orang tewas dan 52 lainnya terluka. Pihak berwenang Suriah menuding kelompok teroris ISIS sebagai dalang di balik aksi keji ini.

Menurut keterangan resmi Kementerian Dalam Negeri Suriah, pelaku serangan memasuki Gereja Saint Elias di kawasan Dwelaa, Damaskus, dan tanpa ampun melepaskan tembakan sebelum akhirnya meledakkan diri dengan sabuk peledak.

Aparat keamanan dengan sigap menutup area kejadian untuk melakukan investigasi lebih lanjut. Kementerian Kesehatan Suriah melaporkan bahwa jumlah korban tewas mencapai 20 orang, sementara 52 lainnya mengalami luka-luka.

Saksi mata menggambarkan adegan mengerikan di mana pelaku memasuki gereja dengan senjata dan mulai menembak secara membabi buta. Jemaat yang berada di gereja berusaha menghentikan pelaku sebelum ia meledakkan diri.

Ledakan dahsyat tersebut menyebabkan kerusakan parah pada gereja. Bangku-bangku kayu terpental hingga ke pintu masuk, dan api berkobar di dalam gereja. Saat kejadian, gereja dipenuhi jemaat, termasuk anak-anak dan orang lanjut usia. Banyak keluarga yang panik mencari anggota keluarga mereka yang hilang.

Serangan ini menuai kecaman keras dari dunia internasional. Utusan Khusus PBB untuk Suriah mengecam serangan tersebut sebagai kejahatan keji dan menyerukan penyelidikan menyeluruh. Pemerintah Prancis juga mengutuk aksi terorisme tersebut dan menegaskan dukungannya terhadap transisi damai di Suriah.

Pemerintah Suriah menyebut serangan ini sebagai "upaya putus asa untuk merusak keharmonisan nasional dan menstabilkan negara." Menteri Dalam Negeri Suriah menyampaikan belasungkawa kepada para korban dan menegaskan bahwa aksi teroris semacam ini tidak akan menghentikan upaya negara dalam mencapai perdamaian sipil.

Pihak berwenang Suriah mengakui bahwa kelompok ISIS kini fokus melakukan serangan "terukur" ke target strategis, termasuk komunitas Kristen dan Syiah. Mereka juga mengungkapkan bahwa sejumlah rencana serangan telah berhasil digagalkan.

Meskipun ISIS telah dikalahkan secara militer pada tahun 2019, sisa-sisa jaringan mereka masih aktif, terutama di wilayah gurun Suriah. Serangan ini menjadi pengingat bahwa ancaman kelompok ekstremis belum sepenuhnya berakhir, dan keamanan tetap menjadi tantangan besar bagi pemerintahan Suriah.

Scroll to Top