Batu Empedu Mengintai Usia Muda: Gaya Hidup Jadi Biang Keladi

Dahulu, penyakit batu empedu lebih sering menyerang wanita paruh baya dengan berat badan berlebih. Namun kini, trennya bergeser, semakin banyak anak muda yang terdiagnosis penyakit ini. Gaya hidup tidak sehat menjadi faktor utama pemicu.

Pola makan tinggi lemak jenuh, gemar mengonsumsi junk food dan makanan instan, obesitas, serta penurunan berat badan ekstrem dalam waktu singkat, meningkatkan risiko terbentuknya batu empedu. Kondisi ini dikenal sebagai Kolelitiasis, yaitu pengerasan cairan empedu di dalam kantung empedu akibat endapan kolesterol yang mengkristal. Ada berbagai jenis batu empedu, seperti batu kolesterol, batu pigmen, dan batu campuran.

Gejala batu empedu meliputi nyeri tajam di perut kanan atas atau di bawah tulang rusuk kanan, perut kembung, mual, dan muntah setelah makan makanan berlemak. Pada kasus yang lebih lanjut, dapat terjadi penurunan nafsu makan, penurunan berat badan tanpa alasan yang jelas, urin berwarna gelap, serta kulit dan mata menguning.

Batu empedu ringan seringkali dapat diatasi dengan obat-obatan. Namun, jika batu sudah menyumbat saluran empedu, tindakan medis diperlukan untuk mencegah komplikasi. Salah satu solusinya adalah Kolesistektomi, yaitu operasi pengangkatan kantung empedu.

Saat ini, Kolesistektomi dapat dilakukan dengan teknik Laparoskopi Kolesistektomi, yang menawarkan risiko infeksi dan perdarahan minimal, serta proses penyembuhan yang lebih cepat. Teknik ini hanya membutuhkan satu hingga empat sayatan kecil di area perut untuk memasukkan peralatan bedah yang dilengkapi kamera.

Selain itu, ada pula teknik Single Incision Laparoscopic Surgery (SILS) atau bedah laparoskopi sayatan tunggal, yang hanya memerlukan satu sayatan kecil. SILS unggul dalam hal estetika karena bekas sayatan lebih minimal dan dapat mengurangi rasa nyeri pasca-operasi.

Penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan penanganan yang tepat. Apalagi, mengingat batu empedu seringkali dipicu oleh gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat, skrining pencernaan sejak dini menjadi langkah pencegahan yang penting.

Penerapan gaya hidup sehat dapat dipantau melalui aplikasi kesehatan, seperti yang dapat menghitung detak jantung, jumlah langkah harian, jumlah kalori terbakar, dan Body Mass Index (BMI). Dengan deteksi dini dan perubahan gaya hidup, risiko batu empedu dapat diminimalkan.

Scroll to Top