Perusahaan energi asal Prancis, Total Energies, kembali meramaikan sektor hulu minyak dan gas bumi (migas) Indonesia. Langkah ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mencapai target ambisius produksi 1 juta barel minyak per hari dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari pada tahun 2030.
Total Energies mengakuisisi 24,5% hak partisipasi (participating interest/PI) di Wilayah Kerja (WK) Bobara, Papua Barat, dari Petronas. Sebelumnya, Total Energies pernah mengelola Blok Gas Mahakam di Kalimantan Timur selama beberapa dekade.
Pemerintah menyambut baik kembalinya Total Energies, yang dianggap sebagai angin segar bagi industri hulu migas nasional. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia masih memiliki potensi cadangan migas yang menjanjikan. Selain WK Bobara, terdapat wilayah lain seperti WK Gaea I dan II, serta WK Akimeugah I dan II, yang berpotensi untuk dikembangkan.
Petronas, yang saat ini memegang 100% hak partisipasi Blok Bobara, akan tetap menjadi operator melalui anak perusahaannya, Petronas Energy Bobara Sdn Bhd. Dengan akuisisi ini, Petronas akan memiliki 75.5% saham.
Kerja sama antara Petronas dan Total Energies diharapkan dapat memperkuat eksekusi program eksplorasi dan pengembangan blok Bobara. Total Energies akan berkontribusi dengan keahlian teknis dan pengalaman globalnya.
WK Bobara memiliki luas area 8.444,49 km2, dengan potensi sumber daya minyak dan gas bumi mencapai 6.8 Billion Barrel Oil Equivalent (BBOE). Kontrak Bagi Hasil WK Bobara ditandatangani pada Mei 2024 dengan jangka waktu 30 tahun. Komitmen pasti mencakup studi geologi dan geofisika, survei seismik, serta bonus tanda tangan.
Akuisisi hak partisipasi ini ditandai dengan Penandatanganan Farm Out Agreement (FOA) antara Petronas dan Total Energies di Kuala Lumpur. Langkah ini menegaskan posisi Total Energies sebagai produsen gas yang signifikan di kawasan Asia, khususnya Malaysia.