Pasar Saham Asia Terguncang Konflik Timur Tengah, IHSG Anjlok Dalam

Jakarta – Bursa saham di kawasan Asia Pasifik mengalami tekanan berat akibat meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, dipicu oleh keterlibatan Amerika Serikat dalam serangan bersama Israel terhadap Iran. Sejumlah indeks saham utama di Asia mencatatkan penurunan signifikan.

Indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang terkoreksi 1,0%. Sementara itu, saham-saham unggulan di China yang tergabung dalam Indeks CSI300 juga merosot 0,2%.

Nikkei Jepang pun tak luput dari dampak negatif, dengan penurunan sebesar 0,6%. Meskipun demikian, terdapat sinyal positif dari sektor manufaktur Jepang yang kembali menunjukkan pertumbuhan di bulan Juni setelah mengalami kontraksi selama hampir setahun.

Di Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung terperosok ke zona merah sejak awal perdagangan. Dibuka pada level 6.833,47, IHSG langsung merosot tajam hingga mencapai 6.765,061 pada pukul 09.05 WIB. Penurunan IHSG mencapai 2%, atau sekitar 142 poin.

Kecemasan investor meningkat seiring dengan antisipasi terhadap potensi pembalasan Iran atas serangan AS terhadap fasilitas nuklirnya. Serangan balasan tersebut dikhawatirkan dapat menimbulkan risiko terhadap aktivitas ekonomi global dan memicu inflasi.

Kontrak berjangka di beberapa pasar utama dunia juga menunjukkan tren pelemahan. Indeks berjangka S&P 500 turun 0,3% dan indeks berjangka Nasdaq turun 0,4% di AS.

Di Eropa, indeks berjangka EUROSTOXX 50 turun 0,4%, sementara indeks berjangka Inggris FTSE turun 0,3% dan indeks berjangka Jerman DAX turun 0,5%.

Sejumlah pihak masih menaruh harapan bahwa Iran akan menahan diri mengingat ambisi nuklirnya yang telah dibatasi, atau bahkan terjadinya perubahan rezim yang dapat membawa pemerintahan yang lebih moderat.

"Pasar mungkin merespons bukan pada eskalasi itu sendiri, tetapi pada persepsi bahwa hal itu dapat mengurangi ketidakpastian jangka panjang," ujar seorang analis strategi investasi.

Scroll to Top