Washington – Sebuah klaim mengejutkan datang dari mantan Presiden AS, Donald Trump, yang menyatakan bahwa Iran dan Israel telah menyepakati gencatan senjata. Ia sesumbar kesepakatan itu akan efektif enam jam setelah pengumumannya.
"SELAMAT KEPADA SEMUA PIHAK!" tulis Trump melalui platform Truth Social miliknya. Ia menambahkan, gencatan senjata akan dimulai setelah kedua negara menuntaskan "misi terakhir mereka yang sedang berjalan."
Menurutnya, Iran akan memulai gencatan senjata terlebih dahulu. Israel akan menyusul 12 jam kemudian. Setelah 24 jam, dunia akan menyaksikan berakhirnya "PERANG 12 HARI." Trump juga mengklaim telah menengahi kesepakatan ini melalui percakapan telepon dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Timnya juga dilaporkan berkomunikasi dengan pejabat Iran.
Pejabat Gedung Putih menyatakan bahwa Israel bersedia melakukan gencatan senjata asalkan Iran tidak melancarkan serangan baru. Iran pun disebut telah memberikan sinyal positif untuk mematuhi kesepakatan tersebut. Beberapa tokoh penting AS, seperti Wakil Presiden JD Vance, Menteri Luar Negeri Marco Rubio, dan utusan khusus Steve Witkoff, juga disebut terlibat dalam komunikasi dengan Iran.
Namun, klaim Trump ini segera dibantah oleh Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi. Ia menegaskan bahwa tidak ada "kesepakatan" terkait gencatan senjata.
"Sampai saat ini, TIDAK ada ‘kesepakatan’ mengenai gencatan senjata atau penghentian operasi militer," tegas Araghchi melalui platform X.
Meski demikian, ia menyatakan jika Israel menghentikan serangannya sebelum pukul 4 pagi waktu Teheran (7:30 WIB), Iran "tidak berniat melanjutkan respons setelah itu." Araghchi juga menambahkan, keputusan akhir mengenai penghentian operasi militer Iran akan ditentukan kemudian, seraya menyebut bahwa operasi militer Iran "berlanjut hingga menit terakhir, yakni pukul 4 pagi."
Pemerintah Israel mengklaim telah menyetujui "gencatan senjata bilateral" dengan Iran. Mereka mengklaim operasi militer mereka, yang disebut "Operation Rising Lion," telah mencapai "kesuksesan luar biasa." Menurut pemerintah Israel, operasi tersebut telah mencapai semua tujuan dan menempatkan Israel setara dengan kekuatan dunia. Israel juga mengklaim telah menghilangkan ancaman eksistensial langsung, baik dalam domain nuklir maupun rudal balistik.
Di tengah klaim gencatan senjata ini, dua rudal ditembakkan dari Iran dan memicu sirene peringatan serangan udara di wilayah utara Israel. Militer Israel menyatakan kedua rudal tersebut berhasil dicegat. Menteri Pertahanan Israel, Katz, memerintahkan respons tegas terhadap pelanggaran gencatan senjata oleh Iran dengan melancarkan serangan terhadap target rezim di Teheran.