TEL AVIV – Ketegangan antara Israel dan Iran mencapai titik krusial. Kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengumumkan bahwa militer Israel telah melancarkan serangan balasan ke Iran. Targetnya adalah "instalasi radar di dekat Teheran", sebagai respons atas serangan rudal Iran sebelumnya yang dianggap melanggar perjanjian gencatan senjata.
Namun, eskalasi lebih lanjut berhasil dicegah berkat intervensi Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Dalam percakapan telepon, Netanyahu sepakat untuk "menahan diri" dari serangan lebih lanjut setelah Trump menyampaikan apresiasi atas tindakan Israel dan meyakinkan tentang stabilitas gencatan senjata.
Sikap Trump ini menimbulkan kejutan. Dulu dikenal sebagai musuh bebuyutan Iran, kini Trump menempatkan Israel dan Iran dalam posisi yang sama, mengkritik keduanya, dan seolah memberikan keuntungan bagi Iran dengan pandangan berbeda terhadap aktivitas Israel.
Seorang jurnalis menilai perubahan sikap Trump ini berpotensi positif bagi Iran, memberikan kesan bahwa Trump serius dengan gencatan senjata tersebut.
Pertanyaan besar yang muncul adalah bagaimana hal ini akan diterjemahkan ke dalam langkah-langkah diplomatik yang nyata. Apakah Iran bersedia bertemu dengan utusan Trump, Steve Witkoff? Lebih jauh lagi, apakah Iran siap untuk bertemu langsung dengan Presiden Trump?
Semua pertanyaan ini masih belum terjawab, sementara gencatan senjata antara Iran dan Israel masih sangat rapuh.