TEL AVIV – Israel menegaskan militernya akan terus bercokol di zona keamanan yang telah ditetapkan di Gaza, Lebanon, dan Suriah untuk jangka waktu yang tidak ditentukan. Langkah ini, menurut Menteri Pertahanan Israel, adalah untuk melindungi warga negaranya dan mencegah serangan dari kelompok militer eksternal.
Di Gaza, militer Israel telah membangun koridor untuk memisahkan wilayah yang dikendalikan oleh Hamas. Israel juga menolak untuk mundur dari beberapa wilayah di Lebanon setelah gencatan senjata dengan Hizbullah tahun lalu, dan merebut zona penyangga di Suriah selatan setelah konflik yang melanda negara tersebut.
"Tidak seperti sebelumnya, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) tidak akan mengevakuasi wilayah yang telah dibersihkan dan direbut," kata seorang pejabat tinggi Israel. "IDF akan tetap berada di zona keamanan sebagai penyangga antara musuh dan komunitas [Israel] dalam situasi sementara atau permanen di Gaza—seperti di Lebanon dan Suriah."
Serangan terbaru Israel di Gaza telah menguasai lebih dari separuh wilayah tersebut, menyusul kegagalan gencatan senjata dan terhentinya negosiasi pembebasan sandera bulan lalu. IDF telah melanjutkan serangan udara di Gaza dengan tujuan meningkatkan tekanan pada Hamas untuk membebaskan sandera yang tersisa.
Lebih lanjut, Israel mengumumkan akan memblokir semua bantuan kemanusiaan untuk memasuki Gaza. "Tidak ada bantuan kemanusiaan yang akan diizinkan masuk ke Gaza," tegasnya. "Mencegah bantuan kemanusiaan memasuki daerah kantong itu merupakan salah satu alat tekanan utama yang menghentikan Hamas menggunakan cara ini terhadap penduduk."
Sikap ini berpotensi mempersulit negosiasi dengan Hamas mengenai gencatan senjata dan pembebasan sandera.
Palestina, serta Lebanon dan Suriah, menganggap kehadiran pasukan Israel sebagai pendudukan militer ilegal.
Otoritas kesehatan Palestina melaporkan bahwa serangan Israel di Gaza telah menyebabkan ribuan warga sipil tewas sejak Israel melancarkan operasi militernya sebagai respons terhadap serangan Hamas.
Hamas bersikeras tidak akan membebaskan sandera tanpa gencatan senjata permanen dan penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza.
Pemerintah Israel melaporkan puluhan sandera masih berada di Gaza, dengan sebagian diyakini masih hidup.
Organisasi yang mewakili keluarga para sandera menuduh pemerintah Israel memprioritaskan kontrol teritorial atas nyawa para sandera, meskipun sebelumnya berjanji untuk mengutamakan keselamatan mereka.