TEHERAN – Ibukota Iran, Teheran, diliputi suasana suka cita pada hari Selasa (24/6/2025) dengan digelarnya parade kemenangan besar-besaran. Acara ini merupakan wujud dukungan penuh rakyat Iran kepada angkatan bersenjata mereka dalam menghadapi agresi dari rezim Zionis.
Ribuan warga dari berbagai lapisan masyarakat, tua, muda, pria, dan wanita, memadati Lapangan Enghelab di jantung kota Teheran. Semangat patriotisme membara saat mereka menyuarakan dukungan tak tergoyahkan kepada pasukan militer yang telah berjuang melawan serangan Israel dan menjaga kedaulatan negara.
Massa aksi mengecam keras tindakan kriminal rezim Israel dan menuding keterlibatan Amerika Serikat dalam konflik berdarah ini. Slogan-slogan lantang seperti "Matilah Amerika," "Matilah Israel pembunuh anak-anak," dan "Tidak ada kompromi, lawan Amerika" bergema di seantero lapangan.
Bendera Iran berkibar tinggi, diiringi potret Pemimpin Revolusi Islam Ayatollah Sayyid Ali Khamenei dan gambar para pahlawan yang gugur. Plakat-plakat bertuliskan pesan-pesan tegas seperti "Kami berdiri sampai akhir," "Amerika adalah mitra dalam semua kejahatan Israel," "Tidak untuk perdamaian yang dipaksakan, ya untuk perdamaian abadi," dan "Labbaik Ya Khamenei" turut menyemarakkan suasana.
Ucapan terima kasih yang mendalam ditujukan kepada Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), Angkatan Darat, pasukan Basij, dan kepolisian atas keteguhan dan keberanian mereka.
Tragisnya, konflik ini telah merenggut nyawa lebih dari 600 warga Iran, dengan lebih dari 100 korban jiwa terjadi dalam 24 jam terakhir. Menteri Kesehatan Iran melaporkan bahwa sejak 13 Juni, 606 warga Iran telah gugur sebagai martir akibat agresi rezim Zionis, dan 5.332 lainnya mengalami luka-luka.
Gelombang serangan brutal Israel yang paling mematikan terjadi dalam sehari terakhir sebelum gencatan senjata diberlakukan, merenggut 107 nyawa dan melukai 1.342 orang. Sebagian besar korban meninggal karena tertimbun reruntuhan, sementara sebagian kecil meninggal di rumah sakit.
Rezim Zionis melancarkan agresi yang tidak beralasan terhadap Iran pada 13 Juni, menargetkan fasilitas nuklir, militer, dan permukiman, mengakibatkan gugurnya komandan militer, ilmuwan nuklir, dan warga sipil.
Sebagai respons, pasukan militer Iran melancarkan serangan balik dengan Operasi True Promise III, menargetkan kota-kota di wilayah penjajahan Israel dengan 22 gelombang serangan rudal.
(Baca juga: Iran Rayakan Kemenangan setelah Rudal Serang Israel dan Gencatan Senjata Dimulai)