Gencatan Senjata Israel-Iran: Klaim Kemenangan Trump, Netanyahu, dan Khamenei

Setelah 12 hari ketegangan yang meningkat, Israel dan Iran sepakat melakukan gencatan senjata yang rapuh. Presiden AS Donald Trump, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dan para pemimpin Iran sama-sama mengklaim kemenangan dalam jeda konflik ini. Lalu, apa yang sebenarnya terjadi?

Klaim Kemenangan Tiga Pihak

1. Trump: Dalang Gencatan Senjata

Atas permintaan Israel, AS terlibat dalam konflik dengan menyerang fasilitas nuklir Iran. Setelah Iran membalas dengan menyerang pangkalan udara AS di Qatar, Trump mengumumkan gencatan senjata yang telah disetujui oleh Israel dan Iran. Meskipun Israel sempat melanggar gencatan senjata, Trump berhasil memulihkan kesepakatan dan menegaskan perannya sebagai penengah.

2. Netanyahu: Mencegah Ancaman Nuklir Iran

Israel, yang lama menganggap Iran sebagai ancaman eksistensial, menyerang fasilitas nuklir Iran. Netanyahu mengklaim bahwa tindakan ini diperlukan untuk membela diri dari potensi serangan nuklir Iran. Selain itu, Israel berhasil meyakinkan AS untuk terlibat langsung dalam konflik, yang belum pernah terjadi sebelumnya. Netanyahu berterima kasih kepada Trump atas dukungannya.

3. Khamenei: Mengamankan Uranium

Meskipun Israel dan AS mengklaim telah merusak fasilitas nuklir Iran, belum ada konfirmasi independen mengenai tingkat kerusakannya. Kepala Organisasi Energi Atom Iran menyatakan bahwa program nuklir Iran akan tetap berjalan tanpa gangguan. Keberadaan 400 kilogram uranium yang sangat diperkaya yang dimiliki Iran juga masih belum jelas.

Perdamaian yang Rapuh

Gencatan senjata ini bukan berarti perdamaian. Para ahli memperkirakan dua kemungkinan jalan ke depan terkait program nuklir Iran:

  • Inspeksi PBB dan Perjanjian Baru: Perjanjian baru dengan Iran, serupa dengan JCPOA 2015, dapat meredakan tekanan global terhadap program nuklir Iran. Eropa dapat berperan sebagai penyeimbang kekuatan AS-Israel dan membujuk Iran untuk berkompromi.
  • Ketegangan Berlanjut: Jika ketegangan mendasar tetap ada, konflik antara AS dan Iran mungkin hanya masalah waktu.

Saat ini, Iran masih terdengar pantang menyerah dalam mengejar program nuklirnya. Komite keamanan nasional parlemen Iran bahkan menyetujui RUU yang mendorong penangguhan kerja sama dengan IAEA jika disetujui dalam sesi pleno. Sementara itu, Trump menegaskan bahwa ia tidak akan membiarkan program nuklir Iran dilanjutkan.

Scroll to Top