Karier gemilang Jay Idzes bersama Timnas Indonesia sempat diwarnai kekhawatiran terkait kondisi kesehatannya. Diagnosis trombosis vena dan emboli paru yang diumumkan klubnya, Venezia FC, menimbulkan keraguan akan masa depannya di sepak bola. Namun, Idzes membuktikan kualitasnya dengan penampilan memukau, bahkan menjadi kapten tim. Nilai pasarnya pun meroket, menjadikannya pemain termahal di Asia Tenggara per 17 Juni 2025.
Lalu, apa sebenarnya trombosis vena dan emboli paru, dan bagaimana cara mencegahnya?
Trombosis Vena Dalam (Deep Vein Thrombosis/DVT)
Trombosis Vena Dalam (DVT) adalah kondisi di mana gumpalan darah terbentuk di pembuluh vena dalam, umumnya di kaki. Kondisi ini dapat menyebabkan nyeri dan pembengkakan pada kaki, meskipun terkadang gejalanya tidak terasa.
Gejala DVT meliputi:
- Nyeri dan rasa hangat pada kaki yang terdampak, terutama saat ditekan.
- Pembengkakan.
- Perubahan warna kulit menjadi kemerahan atau keunguan.
Risiko DVT meningkat pada orang dengan gangguan pembekuan darah dan mereka yang terlalu lama duduk atau berbaring. Kondisi ini sering terjadi setelah rawat inap, pemulihan pasca operasi, atau selama perjalanan jarak jauh.
DVT bisa berbahaya jika gumpalan darah lepas dan berpindah ke paru-paru, menyebabkan emboli paru. Segera cari pertolongan medis jika mengalami sesak napas mendadak, nyeri dada saat menarik napas, denyut nadi cepat, atau batuk berdarah.
Emboli Paru (Pulmonary Embolism/PE)
Emboli Paru (PE) terjadi ketika gumpalan darah menyumbat arteri di paru-paru, menghalangi aliran darah dan oksigen. Sebagian besar kasus PE berasal dari DVT di kaki.
PE adalah kondisi darurat medis yang membutuhkan penanganan cepat. Gejala PE meliputi:
- Sesak napas mendadak.
- Nyeri dada yang memburuk saat menarik napas.
- Detak jantung cepat.
- Napas pendek.
- Batuk berdarah.
- Kulit pucat atau kebiruan.
- Keringat dingin.
- Pusing.
- Kecemasan hebat.
- Kehilangan kesadaran.
Risiko PE meningkat pada individu yang mengalami pembekuan darah setelah duduk atau berbaring terlalu lama, terutama pascaoperasi atau perjalanan panjang. Faktor lain termasuk cedera pembuluh darah, gangguan pembekuan darah, kanker, atau penggunaan terapi hormon.
Pencegahan Trombosis Vena dan Emboli Paru
Pencegahan terbaik adalah dengan mengurangi risiko terjadinya DVT dan pembentukan gumpalan darah. Faktor risiko DVT meliputi:
- Duduk terlalu lama tanpa bergerak.
- Riwayat keluarga dengan gangguan serupa.
- Usia lanjut di atas 60 tahun.
- Penyakit kanker.
- Kebiasaan merokok.
- Konsumsi kontrasepsi hormonal.
Tips pencegahan:
- Jalani gaya hidup aktif.
- Berdiri secara berkala dan berjalan kaki di sela rutinitas.
- Lakukan peregangan ringan.
- Sering gerakkan kaki saat duduk dalam waktu lama.
- Hindari posisi duduk menyilang dalam waktu panjang.
- Jaga tubuh tetap terhidrasi.
- Saat melakukan perjalanan jauh, peregangan kaki, memutar pergelangan, dan berjalan di lorong pesawat dapat membantu.
- Istirahat berkala untuk meregangkan tubuh saat berkendara.
- Gunakan stoking kompresi.
Dengan kewaspadaan dan tindakan pencegahan yang tepat, risiko trombosis vena dan emboli paru dapat diminimalkan, memungkinkan individu seperti Jay Idzes untuk terus berkarier dan berprestasi.