Ayatollah Khamenei Serukan Persatuan Umat Islam, Singkirkan Perbedaan

Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, kembali menyerukan persatuan di antara umat Islam di seluruh dunia. Ia menekankan pentingnya mengesampingkan segala bentuk perselisihan dan perbedaan yang ada. Seruan ini muncul di tengah kekhawatiran akan adanya upaya dari pihak-pihak tertentu yang berupaya memecah belah dunia Islam.

Dalam pertemuan yang dihadiri oleh sejumlah ulama terkemuka, imam besar, dan pimpinan sekolah dari berbagai aliran Sunni di Iran, Khamenei menegaskan bahwa identitas sebagai umat Islam merupakan fondasi mendasar yang melampaui batasan negara. Menurutnya, perbedaan geografis seharusnya tidak mengubah esensi identitas seorang Muslim.

Khamenei memperingatkan akan adanya upaya sistematis yang bertujuan untuk menjauhkan umat Islam satu sama lain, yang dinilainya bertentangan dengan ajaran Islam. Ia menekankan bahwa seorang Muslim tidak boleh acuh terhadap penderitaan yang dialami oleh sesama Muslim, khususnya dalam peristiwa seperti yang terjadi di Gaza dan wilayah lainnya.

Khamenei mengajak para ulama Sunni untuk lebih mengedepankan identitas Islam dan persatuan umat. Ia menuduh adanya pihak-pihak yang sengaja memprovokasi konflik antara Syiah dan Sunni di Iran melalui propaganda dan tekanan ekonomi. Menurutnya, tujuan mereka adalah menciptakan perpecahan dengan mendorong individu dari kedua belah pihak untuk saling mencela.

Khamenei menekankan bahwa persatuan bukanlah sekadar taktik, melainkan prinsip fundamental yang tertulis dalam Al-Quran. Ia mengingatkan akan adanya tindakan, baik yang disengaja maupun tidak, yang berpotensi merusak harmoni antara komunitas Syiah dan Sunni.

Meskipun menghadapi berbagai konspirasi, Khamenei mengapresiasi keteguhan komunitas Sunni dalam menjaga persatuan. Ia mencontohkan pengorbanan 15.000 warga Sunni yang gugur selama Perang Pertahanan Suci, serta banyaknya ulama Sunni yang gugur dalam memperjuangkan kebenaran.

Khamenei menegaskan bahwa dukungan terhadap rakyat Gaza dan Palestina adalah kewajiban bagi seluruh umat Islam. Siapa pun yang mengabaikan kewajiban ini, menurutnya, akan dimintai pertanggungjawaban oleh Tuhan.

Dalam pertemuan tersebut, sejumlah ulama Sunni seperti Mawlavi Abdul-Rahman Chabahari, Mawlavi Abdul-Rahim Khatibi, dan Mamosta Abdul-Salam Imami, menyampaikan apresiasi atas langkah-langkah persatuan yang telah diambil oleh Republik Islam Iran dan dukungan Khamenei terhadap komunitas Sunni. Mereka juga menekankan pentingnya memperkuat fondasi persatuan serta memanfaatkan potensi lokal, khususnya di wilayah mayoritas Sunni, demi kemajuan nasional. Para ulama tersebut sepakat bahwa menghadapi gerakan ekstremis merupakan agenda bersama yang tidak boleh diabaikan.

Scroll to Top