Keluarga Juliana Marins, pendaki asal Brasil yang meninggal dunia di Gunung Rinjani, menerima keadaan dan seluruh prosedur evakuasi yang dilakukan oleh tim SAR. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Basarnas, Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii.
Dalam pertemuan yang difasilitasi oleh Kedutaan Besar Brasil, Basarnas menjelaskan secara rinci mengenai upaya yang telah dilakukan. "Kami menyampaikan seluruh kegiatan, tahapan-tahapan yang kami laksanakan sebagai bentuk tanggung jawab moral pemerintah terhadap WNA tersebut," ujar Syafii.
Keluarga Juliana menyampaikan apresiasi atas kerja keras tim SAR gabungan. "Alhamdulillah, pihak keluarga sangat menerima situasi dan kondisi yang dihadapi," imbuh Syafii. Mereka memahami bahwa realitas di lapangan mungkin berbeda dari perkiraan orang yang tidak familiar dengan medan yang sulit.
Juliana (27) dilaporkan terjatuh saat mendaki Gunung Rinjani pada Sabtu (21/6). Setelah pencarian intensif, tim SAR menemukan jenazahnya pada Senin (23/6), sekitar 500 meter dari titik awal jatuhnya, di area berpasir dan berbatu.
Evakuasi jenazah dari kedalaman 600 meter berlangsung sulit akibat cuaca buruk dan baru berhasil diselesaikan pada Rabu (25/6). Jenazah kemudian dibawa ke RS Bhayangkara Polda NTB.