Kabupaten Indramayu mengalami lonjakan kasus demam berdarah dengue (DBD) yang mengkhawatirkan. Data terkini menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya, sehingga memicu imbauan kepada masyarakat untuk lebih aktif dalam melaksanakan kegiatan 3M Plus.
Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu mencatat, sejak awal Januari hingga pertengahan Juni 2025, terdapat lebih dari 400 kasus DBD. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Kondisi cuaca yang mendukung perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti, ditambah dengan kurangnya kesadaran akan kebersihan lingkungan, menjadi faktor utama pemicu peningkatan ini.
Bupati Indramayu menyatakan keprihatinannya atas situasi ini. Selain jumlah kasus yang melonjak, penyakit ini juga telah menyebabkan korban jiwa. Pemerintah daerah telah mengeluarkan instruksi kepada seluruh jajaran terkait, khususnya Dinas Lingkungan Hidup, untuk mengintensifkan gerakan K3 (Kebersihan, Keamanan, dan Ketertiban).
Namun, Bupati menekankan bahwa kunci utama pencegahan DBD terletak pada kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat dalam gerakan 3M. Gerakan ini meliputi menguras tempat penampungan air secara rutin, menutup rapat tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk, serta mengubur atau mendaur ulang barang-barang bekas yang dapat menampung air.
Bupati menambahkan bahwa tindakan sederhana seperti 3M memiliki dampak besar dalam menekan penyebaran DBD. Pemerintah daerah juga telah menginstruksikan pelaksanaan fogging secara menyeluruh, mulai dari tingkat kecamatan hingga desa, sebagai langkah pencegahan tambahan.