Iran Waspadai Aksi Jahat Israel Pasca Gencatan Senjata

Jakarta – Meskipun pertempuran telah usai dan kesepakatan gencatan senjata telah disetujui, Kementerian Intelijen Iran tetap memperingatkan potensi tindakan subversif Israel di dalam negeri.

Menurut laporan media Iran, Fars, Kementerian tersebut menuduh agen-agen Israel berada di balik kampanye "panggilan telepon massal" yang ditujukan kepada warga Iran. Tujuan dari kampanye ini adalah untuk melakukan spionase telepon dan mengumpulkan informasi nasional yang sensitif.

Selain itu, Kementerian Intelijen juga mengkhawatirkan penyebaran berita bohong (hoaks) yang sengaja dirancang untuk memprovokasi warga Iran agar bertindak melawan persatuan dan kesatuan bangsa.

Ketegangan di Timur Tengah sempat meningkat tajam setelah Israel melancarkan serangan terhadap Iran pada tanggal 13 Juni. Iran merespons dengan cepat, meluncurkan ratusan rudal sebagai serangan balasan. Setelah itu, pertempuran sengit terjadi selama beberapa hari.

Situasi semakin memanas ketika Amerika Serikat ikut campur tangan dengan membantu Israel, melakukan pengeboman terhadap sejumlah situs nuklir Iran. Sebagai balasan, Iran meluncurkan rudal ke pangkalan militer AS di Qatar.

Presiden AS, Donald Trump, sempat mengklaim bahwa Iran dan Israel akan melakukan gencatan senjata. Meskipun sempat dibantah oleh pihak Iran, Presiden Masoud Pezeshkian akhirnya mengonfirmasi adanya kesepakatan tersebut.

"Hari ini, setelah perlawanan heroik bangsa kita yang hebat, yang tekadnya menciptakan sejarah, kita menyaksikan gencatan senjata tercipta dan perang 12 hari berakhir," ujar Pezeshkian pada hari Selasa.

Meskipun ada kesepakatan gencatan senjata, Iran tetap dalam keadaan siaga. Pihak berwenang telah menangkap sejumlah mata-mata yang diduga bekerja untuk Israel.

Sementara itu, Israel juga berencana melakukan serangan terhadap Iran meskipun gencatan senjata telah disepakati. Menteri Pertahanan Israel, Katz, menginstruksikan pasukannya untuk menyerang Teheran, dengan menuduh Iran telah melanggar kesepakatan gencatan senjata.

Israel seringkali mengklaim atau menuduh pihak lawan melakukan serangan terlebih dahulu, sebagai alasan untuk melakukan pembalasan.

Scroll to Top