Kota Tanjungpinang tengah menghadapi peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang cukup signifikan. Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang mencatat adanya 40 kasus baru pada bulan Juni 2024, meningkat dibandingkan bulan Mei yang hanya 30 kasus.
Menanggapi lonjakan ini, Dinas Kesehatan bersama BPBD dan Balai Karantina Kesehatan telah bergerak cepat melakukan penyemprotan atau fogging di berbagai wilayah yang terindikasi terdampak. Prioritas utama diberikan pada Kelurahan Kampung Bugis, di mana ditemukan lima kasus DBD dalam waktu yang berdekatan.
Fogging ini bertujuan untuk memutus mata rantai penularan virus dengue. Berdasarkan hasil penyelidikan di lapangan, kondisi lingkungan di area tersebut memungkinkan nyamuk berkembang biak dengan subur. Angka Bebas Jentik (ABJ) di lokasi kasus hanya sekitar 50 persen, jauh di bawah standar minimal 95 persen, menandakan masih banyak tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
Selain fogging, Dinas Kesehatan juga melakukan abatisasi selektif, yaitu menaburkan larvasida pada tempat penampungan air, terutama di area yang sulit dibersihkan secara rutin. Langkah ini bertujuan untuk menghambat siklus hidup nyamuk sejak fase jentik.
Pemerintah Kota Tanjungpinang mengimbau masyarakat untuk lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan. Keberhasilan pengendalian DBD sangat bergantung pada peran aktif warga dalam menjaga rumah dan sekitarnya bebas dari genangan air. Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M, yaitu menguras, menutup, dan mendaur ulang wadah yang bisa menampung air, menjadi kunci utama pencegahan.
Masyarakat juga diimbau untuk mewaspadai gejala DBD, seperti demam tinggi mendadak, nyeri otot, mual, dan muncul bintik merah pada kulit. Jika mengalami gejala-gejala tersebut, segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat untuk penanganan lebih awal.