AS Bombardir Yaman, Puluhan Warga Sipil Dilaporkan Tewas

SANAA – Amerika Serikat melancarkan serangan udara ke pelabuhan bahan bakar Ras Isa di Yaman, yang dikuasai oleh kelompok Houthi. Serangan yang terjadi pada Kamis lalu itu diklaim oleh Houthi telah merenggut nyawa puluhan warga sipil.

Menurut Komando Pusat AS (CENTCOM), operasi militer ini merupakan bagian dari upaya untuk menghalangi Houthi menyerang kapal tanker dan kapal dagang yang melintas di Terusan Suez dan Selat Bab-el-Mandeb. CENTCOM menyatakan bahwa Houthi menggunakan bahan bakar untuk mendukung operasi militer mereka, mengendalikan wilayah, dan mendapatkan keuntungan ekonomi melalui penggelapan impor. Mereka juga menuding Houthi terus menerima pasokan bahan bakar melalui pelabuhan tersebut setelah ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh AS. Keuntungan dari penjualan ilegal ini dituding mendanai kegiatan teror Houthi. Tujuan dari serangan ini adalah untuk melemahkan sumber kekuatan ekonomi Houthi.

Pihak Houthi mengklaim bahwa serangan tersebut menyebabkan 38 warga sipil tewas, termasuk lima petugas medis, dan 102 lainnya luka-luka. Sebagian besar korban dilaporkan adalah pekerja pelabuhan. Otoritas Houthi mengecam serangan tersebut dan menegaskan hak Yaman untuk membela diri, serta berjanji bahwa "kejahatan ini tidak akan luput dari hukuman."

Beberapa jam setelah serangan AS, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengklaim telah mencegat rudal balistik yang diluncurkan dari Yaman pada Jumat pagi.

Sejak tahun 2023, Houthi telah meluncurkan rudal dan drone kamikaze ke kapal-kapal komersial sebagai bentuk dukungan terhadap warga Palestina di Gaza. Mereka juga telah menembakkan rudal balistik ke Israel, dengan syarat akan menghentikan serangan jika Israel mengakhiri serangannya terhadap Hamas di Gaza.

Bulan lalu, AS memperingatkan bahwa Houthi akan "dimusnahkan sepenuhnya" jika tidak berhenti menargetkan kapal-kapal di perairan sekitar. Namun, Houthi menolak tunduk pada tekanan dan mengklaim telah menyerang kapal perang AS di Laut Merah. Pada tanggal 1 April, milisi Houthi juga mengklaim telah menembak jatuh pesawat tak berawak MQ-9 Reaper milik AS.

Scroll to Top