Para tentara Israel mengungkapkan pengakuan yang mengejutkan tentang perintah untuk menembaki warga sipil Palestina yang tidak bersenjata yang sedang mencari bantuan di zona distribusi di Gaza. Mereka mengaku diperintahkan untuk menembak meskipun kerumunan itu tidak menimbulkan ancaman.
Menurut laporan, para tentara menggambarkan bagaimana mereka menembaki kerumunan pencari bantuan untuk mencegah mereka mendekat atau membubarkan diri. Mereka melakukannya alih-alih menggunakan metode pengendalian massa yang tidak mematikan.
Seorang tentara menggambarkan situasi itu sebagai "medan pembantaian," di mana antara satu hingga lima orang terbunuh setiap hari. Tentara lain mengungkapkan bahwa pasukan menggunakan tembakan sebagai bentuk komunikasi dan tidak menggunakan alat pengendali kerusuhan seperti gas air mata. Mereka menggunakan berbagai macam senjata, termasuk senapan mesin berat, peluncur granat, dan mortir.
Data menunjukkan bahwa ratusan warga Gaza tewas di dekat pusat-pusat bantuan sejak pusat tersebut mulai beroperasi. Insiden ini menimbulkan kekhawatiran serius tentang dugaan kejahatan perang dan akuntabilitas.