Washington DC – Presiden Donald Trump mengisyaratkan kemajuan signifikan dalam upaya mengakhiri konflik Israel-Hamas di Gaza, seiring dengan dimulainya kembali perundingan gencatan senjata setelah hampir dua tahun peperangan.
Trump mengungkapkan optimisme tersebut kepada wartawan, menyebutkan bahwa utusan khususnya mengindikasikan gencatan senjata "sangat dekat" untuk terwujud. Optimisme ini juga didorong oleh kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Iran, yang berhasil mengakhiri perang rudal selama hampir dua minggu.
Di Israel sendiri, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menghadapi tekanan yang semakin besar, baik dari keluarga sandera maupun dari dalam koalisi pemerintahannya. Desakan untuk mengakhiri perang yang dipicu oleh serangan Hamas pada Oktober 2023 semakin kuat.
Qatar, sebagai mediator konflik, mengumumkan inisiatif baru untuk mencapai gencatan senjata. Hamas juga mengkonfirmasi peningkatan intensitas pembicaraan dengan mediator di Mesir dan Qatar, meskipun menyatakan belum menerima proposal baru. Pemerintah Israel belum memberikan komentar terkait perundingan terbaru, namun menegaskan upaya pembebasan sandera terus dilakukan melalui berbagai cara.
Sejak serangan Hamas yang merenggut lebih dari seribu nyawa, Israel melancarkan operasi darat ke Gaza dengan tujuan menumpas Hamas dan membebaskan sandera. Kampanye militer ini, menurut data dari Kementerian Kesehatan Gaza, telah mengakibatkan puluhan ribu korban jiwa, sebagian besar warga sipil.
Baru-baru ini, insiden mematikan menimpa militer Israel, dengan sejumlah tentara tewas dalam pertempuran di Gaza selatan. Tragedi ini memicu kritik tajam, bahkan dari mitra koalisi Netanyahu, yang mempertanyakan kelanjutan operasi militer.
Kelelahan akibat perang yang berkepanjangan semakin terasa. Seorang mantan tentara yang bertugas di Gaza mengungkapkan kehancuran mental yang dialaminya akibat menyaksikan terlalu banyak kematian. Forum Keluarga Sandera dan Orang Hilang juga mendesak penghentian perang, menilai bahwa operasi militer berjalan tanpa tujuan yang jelas.
Dari ratusan sandera yang diculik, puluhan masih ditahan di Gaza, sebagian di antaranya telah dinyatakan tewas.
Sementara itu, kondisi kemanusiaan di Gaza terus memburuk. Laporan dari organisasi hak asasi manusia menyebutkan bahwa jutaan warga Gaza menghadapi kelaparan akibat blokade Israel. Insiden mematikan juga dilaporkan terjadi di tengah antrian bantuan pangan, menambah derita warga sipil.
Perserikatan Bangsa-Bangsa mengecam penggunaan bantuan makanan sebagai senjata di Gaza dan mengkritik peran badan yang didukung Israel dan AS, yang dituduh melakukan praktik yang menimbulkan kekacauan dan bias politik.