Mantan Presiden AS, Donald Trump, kembali membuat geger dengan melontarkan kecaman pedas terhadap seorang jurnalis CNN, Natasha Bertrand. Pemicunya adalah laporan Bertrand yang menguak bahwa serangan udara AS terhadap fasilitas nuklir Iran tidak separah yang diklaim sebelumnya.
Trump melalui Truth Social dengan keras menyebut Bertrand pantas "dihukum dan diusir seperti anjing" karena dianggap membocorkan informasi rahasia serta merendahkan reputasi pilot militer AS. Ia juga menuding CNN sebagai penyebar berita bohong dan mendesak pemecatan Bertrand.
CNN dengan sigap membela Bertrand beserta dua rekannya, Katie Bo Lillis dan Zachary Cohen. CNN menegaskan laporan yang diterbitkan "berdasarkan informasi yang tepercaya dan sangat penting untuk kepentingan publik." Dukungan penuh pun diberikan CNN kepada tim jurnalisnya.
Laporan CNN merujuk pada bocoran penilaian awal dari Badan Intelijen Pertahanan (DIA) yang menyimpulkan kerusakan akibat serangan udara di Fordow, Natanz, dan Isfahan tidak signifikan dan tidak berdampak besar pada program pengayaan uranium Iran.
Juru Bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, membantah isi laporan itu dan menyebutnya berasal dari "sumber rendahan yang tidak kredibel." Klaim Trump bahwa Iran "tidak lagi mampu memperkaya uranium" justru mendapat dukungan dari Israel.
Pemerintah Israel mengklaim bahwa serangan gabungan AS-Israel telah "menghentikan program nuklir Iran selama bertahun-tahun." Namun, klaim ini diragukan oleh sejumlah pakar dan analisis citra satelit.
Juru bicara Organisasi Energi Atom Iran (AEOI), Behrouz Kamalvandi, dengan tegas membantah klaim AS dan Israel. Ia menegaskan bahwa pengayaan uranium akan terus berlanjut.
CNN melaporkan, mengutip sumber, bahwa persediaan uranium Iran tetap utuh dan kerusakan pada sentrifugal sangat minim. Kerusakan yang tercatat sebagian besar terjadi di bangunan permukaan dan sistem kelistrikan.
Pakar senjata nuklir dari Middlebury Institute of International Studies, Jeffrey Lewis, menyatakan bahwa citra satelit komersial mendukung temuan DIA dan CNN. Ia menambahkan bahwa fasilitas bawah tanah seperti di Natanz dan Isfahan tetap utuh dan berpotensi menjadi basis pemulihan cepat program nuklir Iran.