AS dan China Sepakati Pengiriman Mineral Langka, Perang Dagang Mereda?

Jakarta – Amerika Serikat dan China dikabarkan telah mencapai titik temu dalam isu perdagangan, khususnya terkait percepatan pengiriman mineral tanah jarang dari China ke AS. Kesepakatan ini muncul di tengah upaya kedua negara untuk meredakan ketegangan perang dagang yang telah berlangsung lama.

Presiden AS, Donald Trump, sebelumnya mengumumkan adanya kesepakatan dengan China, namun tidak memberikan detail lebih lanjut. Fokus kesepakatan ini adalah bagaimana mempercepat proses pengiriman mineral langka yang sangat dibutuhkan oleh berbagai industri di AS.

Dalam perundingan sebelumnya di Jenewa, China menyatakan komitmen untuk menghapus tindakan balasan non-tarif yang diberlakukan terhadap AS. Namun, mekanisme penghapusan tindakan tersebut belum jelas. Sebagai bagian dari tindakan balasan terhadap tarif baru AS, China menangguhkan ekspor mineral dan magnet penting, yang berdampak pada rantai pasokan global, termasuk produsen mobil, perusahaan kedirgantaraan, industri semikonduktor, dan kontraktor militer.

Seorang pejabat Gedung Putih mengungkapkan bahwa kesepakatan ini merupakan kerangka kerja untuk mengimplementasikan perjanjian Jenewa, khususnya dalam mempercepat pengiriman tanah jarang ke AS. Sekretaris Perdagangan AS, Howard Lutnick, juga mengindikasikan bahwa China akan kembali memasok mineral tanah jarang ke AS sebagai imbalan atas pencabutan tindakan balasan oleh AS.

Kementerian Perdagangan China mengkonfirmasi bahwa kedua negara telah menyetujui rincian kerangka kerja implementasi konsensus pembicaraan perdagangan Jenewa. China akan menyetujui aplikasi ekspor barang-barang yang dikendalikan sesuai dengan hukum, namun tidak secara spesifik menyebutkan tentang tanah jarang.

Meskipun kesepakatan ini menandakan potensi kemajuan setelah ketidakpastian dan gangguan perdagangan yang panjang, ini juga menggarisbawahi bahwa masih ada jalan panjang yang harus ditempuh untuk mencapai kesepakatan perdagangan final dan komprehensif antara kedua negara.

Sebelumnya, China sangat berhati-hati dalam pembatasan penggunaan ganda tanah jarang, memastikan bahwa bahan-bahan tersebut tidak dialihkan untuk keperluan militer AS, yang menyebabkan proses perizinan menjadi lambat. Kesepakatan Jenewa sempat terancam karena pembatasan ekspor mineral penting oleh China, yang mendorong AS untuk menanggapi dengan kontrol ekspornya sendiri.

Namun, dilaporkan bahwa China telah memberikan lisensi ekspor sementara kepada pemasok tanah jarang dari beberapa produsen mobil terkemuka AS, karena gangguan rantai pasokan mulai dirasakan. Kemudian, Trump mengumumkan adanya kesepakatan dengan China di mana Beijing akan memasok magnet dan mineral tanah jarang, sementara AS akan mengizinkan mahasiswa China untuk belajar di perguruan tinggi dan universitasnya.

Scroll to Top