Jakarta – Terungkap dugaan bahwa sejumlah tentara Israel diperintahkan untuk menembaki warga sipil yang sedang berada di lokasi pembagian bantuan di Gaza. Tujuan penembakan tersebut diduga untuk membubarkan kerumunan, dengan penggunaan kekerasan yang berlebihan terhadap warga yang tidak menimbulkan ancaman.
Menurut laporan, ratusan warga Palestina meninggal dunia dalam sebulan terakhir di sekitar lokasi pembagian makanan.
Klaim ini muncul dari pengakuan sejumlah tentara Israel kepada media, yang menyebutkan bahwa komandan militer memerintahkan pasukan untuk menembak kerumunan warga Palestina demi membubarkan mereka dan mengamankan area tersebut.
Menanggapi laporan tersebut, Advokat Jenderal Militer Israel mengumumkan penyelidikan atas dugaan potensi kejahatan perang.
Pihak militer Israel membantah tuduhan bahwa mereka memerintahkan tentara untuk sengaja menembaki warga sipil. Mereka mengklaim sedang berupaya meningkatkan "respons operasional" di area bantuan dengan memasang pagar dan rambu baru, serta membuka jalur tambahan menuju zona pembagian bantuan.
Namun, sumber yang tidak disebutkan namanya menyatakan bahwa unit militer yang bertugas meninjau insiden yang mungkin melanggar hukum internasional telah ditugaskan untuk memeriksa tindakan tentara di dekat lokasi bantuan selama sebulan terakhir.
Militer Israel menyatakan bahwa beberapa insiden sedang dalam peninjauan oleh pihak berwenang. Mereka juga menegaskan bahwa "Setiap tuduhan penyimpangan dari hukum atau arahan [militer Israel] akan diperiksa secara menyeluruh, dan tindakan lebih lanjut akan diambil sebagaimana diperlukan."
Sebelumnya, ribuan orang berkumpul di sekitar pusat distribusi, menunggu pengiriman bantuan makanan. Namun, hampir setiap hari dilaporkan terjadi penembakan dan pembunuhan di rute menuju pusat distribusi bantuan. Terbaru, petugas medis melaporkan enam orang tewas akibat tembakan saat mereka berusaha mendapatkan makanan di Jalur Gaza selatan.
Secara keseluruhan, lebih dari 500 orang dilaporkan tewas di dekat pusat bantuan atau di area yang dilalui truk-truk makanan PBB sejak akhir Mei.